By Christie Damayanti
Â
                                         Perjalananku dari San Francisco ke Jakarta, transit ke Osaka
Â
Osaka!
Sebenarnya, aku lebih tertarik untuk terus traveling ke area Perfecture Kanto dengan Tokyo nya, karena anakku Michelle tinggal di Chiba, sebuah prefecture "pendukung" ibukota Tokyo, di kota kecil disebut Funabashi Hoten.
Tetapi, apapun itu aku tetap menjalankan misi ku untuk terus melebarkan sayapku berkelilimh dunia, termasuk keliling Jepang.
Osaka pertama kali aku pernah kesana hanya transit saja, Ketika aku pulang dari Amerika menuju ke Jakarta dan transit di Osaka selama sekitar 9 jam, karena adanya badai dari Sn Francisco, dimana akhirnya kami tidak ada pesawat yang bisa menerbangkan kami ke Jakarta.Â
Akhirnya, setelah 9 jam itu, kami direbangkan pulang ke Jakarta dengan menumpang maskapai Singapore Airline, dan transit lagi di Singapore sebelum mendarat di Jakarta, awal bulan Januairi 2017 lalu.
9 jam di Osaka, tetap saja kami tidak mempunyai visa untuk sekedar keluar dari Kansai Airport. Ditambah lagi, memang keadaanya saat itu bukan untuk traveling melainkan benar2 transit dan beristirahat di airport, karena kami terbang dari San Francisco, sudah lebih dari 30 jam setelah pesawat kami (waktu itu) America Airline, diombang-ambingkan badai. Dari Dallas Fort Worth Airport ke San Francisco Airport sekitar 5 jam!
Ketika "Menerjang Badai" (Bagian 4): Dini Hari Itu, Badai pun Mereda Halaman all - Kompasiana.com
Di Kansan Airport ini juga, aku aru pernah mencicipi Sake, dari yang murah sampai yang mahal, yang kubeli di toko2 "bebas pajak" dan boleh diminum disana (biasanya jika beli barang di "tax free", tidak boleh dibuka di negara tersebut melainkan di negara tujuan. Tetapi saat itu, kasus kami tentang badai ini, membuat kami punya sebentuk previlage dari Kansan Airport).
Dan, ternyata juga setelah aku berkeliling toko2 yang menjual sake disana, sebotol sake yang terbajal pun hanya hitungan ratusan ribu saja dengan kurs Rupiah, tidak terlalu mahal disbanding menuman2 alkohol dari negeri barat.
Mencoba Saje pun, merupakan pengalaman pertama ku dan hasilnya, aku benar2 tidak suka dengan sake, walaupun yang berharga mahal, hahahaha ......
Sudahlah!
Aku hanya bisa berjalan2 dengan kutsi roda ku di sekitaran area transit di Kansai Airport, Osaka .....
Jadi, sebenarnya kota Osaka mempunyai trauma tersendiri di hatiku, sehingga sebenarnya juga aku tidak berpikir terbang ke Osaka. Walau, setelah anakku tinggal di jepang April 2017 lalu, aku beberapakali ke Osaka dengan mengendarai kereta cepat Shinkansen.
Untukku sendiri, Osaka merupakan sebuah kota dengan "latar belakang" yang hamper sama dengan ibukora Tokyo. Sebuah kota metropolitan yang sungguh aku akan malas berkeliling disana karena suasana serta lingkungannya pun hamper sama dengan Tokyo.
Jadi, Ketika aku di Osaka, tentu saja aku hanya bermain di area wisatawannya saja, yang khas di Osaka adalah di Dotonbori dan sekitarnya. Seian itu, dari Osaka aku bisa ke Kyoto atau ke Nara, kota2 yang lebih tradisional.
Atau juga bisa ke kota Hiroshima dan sekitarnya, sebagai alternatif untuk traveling berkeliling Jepang. Perfecture Kansai dan Perfecture Kanto, memang cukup banyak menyimpan titik2 wisata di Jepang.
Tetapi dari penuturanku di atas, aku benar2 sedikit trauma untuk ke Osaka, apalagi setelah aku dikepung Badai Krosa tahun 2019 lalu, Ketika aku naik Shinkansen dari Tokyo ke Nara lewat Osaka, dan kembalinya di Osaka, aku terkepung Badai Krosa! Astaga!
Lolos dari Badai Krosa, Aku Menumpang Shinkansen yang Berbeda Halaman 1 - Kompasiana.com
Di Kansai Airport dan di Shinkansen Stasiun Osaka, aku benar2 mengalami trauma cukup berat, apalagi jika Tuhan berkehendak, saat itu aku akan "menghilang" karena badai2 tersebut. Badai salju yang sangat membuat pesawatku jungkir balik dan badai /krosa yang memnbuat kereja Shinkansenku tidak bisa berjalan.
Ada malaikant2 Tuhan yang datang untuk menolong kita semua, terutama Ketika Malaikat Tuhan Bernama Hiyoko, yang benar2 nyata membantuku untuk membawaku ke stasiun yang berbeda untuk kereta yang disana membawaku ke Tokyo .....
***
Tetapi, tidak!
Aku hanya trauma tidak lama. Toh akhirnya, aku tetap ke Osaka, bahkan Bersama Michelle serta bersenang2 disana dan meninapdi sebuah hotel kecil yang nyaman.
Trauma memang bisa membuat aku sedikit illfill jika terucap "Osaka", tetapi tidak membuat aku takut, karena aku percaya Tuhan selalu ada dan menjagaku dimanapun aku berada, termasuk di Osaka ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H