Ketika "Menerjang Badai" (Bagian 4): Dini Hari Itu, Badai pun Mereda Halaman all - Kompasiana.com
Di Kansan Airport ini juga, aku aru pernah mencicipi Sake, dari yang murah sampai yang mahal, yang kubeli di toko2 "bebas pajak" dan boleh diminum disana (biasanya jika beli barang di "tax free", tidak boleh dibuka di negara tersebut melainkan di negara tujuan. Tetapi saat itu, kasus kami tentang badai ini, membuat kami punya sebentuk previlage dari Kansan Airport).
Dan, ternyata juga setelah aku berkeliling toko2 yang menjual sake disana, sebotol sake yang terbajal pun hanya hitungan ratusan ribu saja dengan kurs Rupiah, tidak terlalu mahal disbanding menuman2 alkohol dari negeri barat.
Mencoba Saje pun, merupakan pengalaman pertama ku dan hasilnya, aku benar2 tidak suka dengan sake, walaupun yang berharga mahal, hahahaha ......
Sudahlah!
Aku hanya bisa berjalan2 dengan kutsi roda ku di sekitaran area transit di Kansai Airport, Osaka .....
Jadi, sebenarnya kota Osaka mempunyai trauma tersendiri di hatiku, sehingga sebenarnya juga aku tidak berpikir terbang ke Osaka. Walau, setelah anakku tinggal di jepang April 2017 lalu, aku beberapakali ke Osaka dengan mengendarai kereta cepat Shinkansen.
Untukku sendiri, Osaka merupakan sebuah kota dengan "latar belakang" yang hamper sama dengan ibukora Tokyo. Sebuah kota metropolitan yang sungguh aku akan malas berkeliling disana karena suasana serta lingkungannya pun hamper sama dengan Tokyo.