Mungkin, benar dia memberikan ruang untuk disabilitas dan prioritas dalam agenda pemerintahan, tetapi pada kenyataannya adalah hanya bas abasi saja, seperti yang aku rasakan hidup di Indonesia .....
Ketiga,
Orang2 yang egois dan hanya mementingkan diri sendiri saja, serta terus berusaha untuk mendapatkan keuntungan diri swndiri saja tanpa mau berbagi, bagaimana mereka bisa berpikir jauh tentang disabilitas dan prioritas? Bahkan jika mereka diberitahu tentang ini pun, mereka hanya menghindar dan bahkan mencemooh ....
Aku hanyaq menelisik dengan 3 hal tersebut saja, wa;au pada kenyataannya masih banyak faktor2 yang membuat disabiias dan prioritas menjadi "warga negara yang kesekian". Ketiga hal diatas ini lah, yang banyak aku amati. Masalah2 tentang disabiiltas dan prioritas di Indonesia dan negara2 berkembang lainnya, masih terkukung dalam ketidak-berdayaan .....
Dengan kata lain, Â kepedulian tentang banyak hal termasuk tentang issue disabilitas serta priorutas (lansia dan anak2) ini, memang sangat bergantung kepada pribadi masing2.
Sehingga, ketika aku benar2 harus bergerak sebagai seorang disabilitas yang bisa menuliskan apaq yang aku rasakan dan apa yang aku inginkan, minimal aku harus bisa memberikan  perspektif baru bagi masyarakat tentang disabiitas. Dan, aku melakukan ini terus dan terus sebagai sebuah perjuangan.
Karena pada kenyataannya dimana aku berusaha dan berhasil mendobrak dinding pemisah antar teman2 disabilitas (walau masih terbatas, karena aku berjuang sendirian), untuk kita Bersama berusaha berkarya dan berbuat yang terbaik, tidak atau belum demikian di lingkungagn dimana justru orang2 yang harusnya memnatu, tetapi tetap bebal untuk merespon apa yang aku katakana untuk mereka.
Jadi?
Bagaimana, Christie?
Ya! Aku akan tetap berjuang untuk ini. Walau aku sangat sadar, perjuanganku luar biasa berat dan masih sangat panjang! Mungkin juga, atau bisa dikatakan PASTI, perjuanganku ini baru akan dinikmati oleh masa depan, sementara aku sudah akan mendapatkan ketenangan di sisi Tuhanku ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H