Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Pedestrian Singapore Nyaman Tanpa "Jalur Pemandu"

20 Februari 2023   18:52 Diperbarui: 20 Februari 2023   18:58 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Setelah banyak bertanya kepada teman2 arsitek di sana, terjawab sudah, bahka mereka membangun kenyamanan bagi semua warga, dengan tidak membuat jalur pemandu di semua pedestrian, yang akan mengganggu warga lainnya, karena tidak ratanya permukaan jalan pedestrian bagi pesepeda atau bagi pemakai kursi roda, seperti aku.

Dengan menenemkan konsep "jalur pemandu" lewat sisi2 pedestrian yang bisa dijangkau oleh tongkat putih bagi disabilitas netra, ini menjadi salah satu pembuktian bahwa Singapore benar2 sebuah negara dan kota inklusi, karena semua warga terpenuhi keamanan dan kenyamanannya.

Saat itu, aku blusukan di Kawasan heritage Joo Chiat, sebuah Kawasan permulikan dengan bergagai fasilitasnya. Semua pedestrian yang kulalui, sesuai dengan kebutuhanku sebagai disabilitas pemakai kursi roda.

Permukaannya rata, walau memakai material batu2, tidak bergelombang,

Lebarnya pun standard 120 cm sampai 180 cm,

Jika pada pedestrian itu ada ramp cukup panjang, selalu dilengkapi dengan railing dengan 2 tingkat pegangan, yang atas untuk dewasa dan yang bawah untuk anak2,

Dan selalu setiap pedestrian naik atau turun, selalu ada ramp dengan standard keterjalan hanya 4 derajat, yang memang sangat nyaman bagi pengguna kursi roda seperti aku.

Kawasan untuk pedestrian pun dilengkapi dengan bench2 untuk sekedar beristirahat jika area itu lias dan jauh. Serta lampu penerangan walau di area tersebut sepi (karena Kawasan perumahan dan hanhya warga saja yang hilir mudik di jam2 tertentu. Selenihnya akan sepi).

Bukti2 inilah yang aku perlukan untuk menambahkan sebuah konsep kedisiplinan bagi Indonesia, bahkan jika kita benar2 berniat untuk membangun fasilitas2 perkotaan khususnya untuk disabilitas, Indonesia harus tegas dan mematuhi aturan2 yang ada.

Bukan hanya sekedar bas abasi saja, pokonya sudah ada pedestrian, tetapi pada kenyataannya pedestrian itu tidak bisa dilalui olrh pengguna kursi roda sepanjang jalan. Itulah yang ada di Indonesia, bahkan di Jakarta sebagai ibukota negara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun