Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesimpulan tentang Masalah Sosial antara Aku, Keterbatasanku, dengan Penang

13 Februari 2023   14:08 Diperbarui: 13 Februari 2023   14:10 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi. Aku berada di Komtar lantai 65 dengan pandangan kebawah ibukota George Town, Penang 

By Christie Damayanti

Suatu saat Ketika aku masih berada di Penang di bulan September 2022 lalu, aku benar2 kehabisan uang cash Ringgit Malasya, dihari ke-5 disana. Mengapa kehabisan uang cash?

Pertama, aku salah perhitungan.

Jika di Singapore, semua bisa dibayar denagn kartu kredit, walau hanya membeli sebotol air mineral seharga   $1.50 saja, sehingga, uang cash ku benar2 untuk pegangan saja, jika benar2 tidak bisa membayar dengan kartu kredit, yang ternyata sama sekali tidak terpakai. Sehingga, biasanya di Singapore di hari2 tetrakhir aku "menghabiskan" uangn cash ku

Ternyata, berbeda dengan di Penang. Penang memang masih benar2 seperti Jakarta. Ada yang bisa dibayar dengan kartu kredit dengan minimum sekian Ringgit, sehingg jika dibawah sekian (aku lupa, berapa), aku harus membayarnya denagn uang cash. Jadi, salah perhitungan.

Kedua, karena lupa harus bayar cash dengn niminum sekian Ringgit akhirnya Ketika aku banyak beli minum dan snack dibawah sekian Ringgit, jadi sering pakai uang cash.

Ketiga, karena selama di Penang aku selalu naik Grab karena sama sekali tidak ramah disabilitas, dan Grab aku harus bayar memakai uang cash dengan tipnya (karena driver Grab minta tip untuk mengangkat kursi roda ajaibku), habis cepatlah uang cashku .....

Dan, di hari ke-5 uang Ringgitku benar2 habis hanya tinggal 5 RM saja! Astaga! Tentu saja aku sedikit panik dan menelpon Leong, untuk informasi, dimana ada ATM Bersama yang bisa mengambil uang lewat provider VISA atau MasterCard.

Leong pun memberitahu, biasanya di semua mall ada anjungan ATM, seperti di Jakarta. Oklah, di hari itu aku berkeliling dari mall sat uke mall lainnya karena ternyata mesin ATM nya tidak bisa mengambil dana tunai, walau ada logo VISA atau MasterCard!

Astaga!

Sering sekali aku terkaget2 di Penang ini! Kupikir, jika di Jakarta aku bisa mengambil uang di mesin ATM denagn logo VISA atau MasterCard dengan kartu kreditku, tidak salah donk aku berekspektasi yang sama untuk Penang? Secara Penang adalah di Malaysia, dengan latar belakang yang mirip denagn Jakarta?

Lah, ternyata aku sama sekali tidak bisa menarik dana tunai sama sekali di semua ATM di semua bank yang ada di Penang itu, bahkajn bank yang sama yang mengekuarkan kartu kreditku! Aduh ...... bagaimana ini???

Sebenarnya, mengapa aku tidak bisa mngabil uang dengan kartu krefitku padahal ada logo VISA atau MasterCard di Penang, sementara selama aku traveling ke seluruh dunia, aku tidak bermasalah dengan mengambil uang cash dengan kartu kreditku, dengan logo VISA atau MasterCard. Aku benar2 bingung .....

Aku telpon Leong lagi, bagaimana solusinya?

Dan, diapun masih berpikir, sehingga aku tutup telp dan aku harus mencari akal untuk mendapatkan uang di negeri tetangga, hahahaha .....

Aku duduk di foodcourt di sebuah mall, ini kali ke-4 aku keliling mall, dan tidak beli membeli makanan, sehingga jika akum au makan harus di restoran yang bisa menerima kartu kredit, cash ku benar2 tingga 5 RM.

Aku berpikir, dan membuka domperku.

Ah, masih ada uanmgn cash Rupiah, ada 500.000 Rp dengan alas an meman g aku simpan jika aku pulang jika ada apa2 di Bandara Soekarno Hatta, sku masih punya cash Rupiah. Hmmmm, aku beripiokir cepat bagaimana aku menyulap uang Rupiahku menjadi uang RM.

Aku mencari penukaran uang asing di mall itu, dan ada! Puji Tuhan! Aku bisa menukarkan uang 500.000 Rupiah menjadi sekitar 142 RM, kalua ga salah! Ah, legaaaaa ..... nanti masalah di Jakarta jika aku butuh cash Rupiah, kumite yang butuh cash Ruliah ke ATM untuk ambil uang, hahahahahaha ..... "kesusahan" itu ditunda dulu, ah!

Jadi, keluar dari mall, aku bisa bernafas lega, sementara, karena besoknya aku mengalami masalah besar karena pesawat pulang ku ke Jakarta, dihari ke 7. Dan, 2 hari terakhir karena kebiasaanku menghabiskan uang cash dihari terkahir, dan aku tidak terpikir akan ditinggal pesawat, sku menjadi kelumpunan lagi, huhuhu .....

***

Lalu, bagaimana cerita selanjutnya?

Setelah masalahtentang Aur Asia Malaysia "terpecahkan", 2 hari aku Kembali dari International Airport Penang ke George Town, dengan Leong yang memesankan Hotel Victoria, salah satu hotel terbaik di George Town, dan Leong tidak mau dibayar,

Dan, akhirnya aku pun meminta tolong berturut2 kepada Leong untuk membayarkan Grab bolak balik, serta makan untuk 2 hari (kecuali makan pagi karena dari hotel), sampai aku benar2 terbang pulang ke Jakarta, meninggalkan kenangan yang teramat manis bersama keluarga besar Leong Khong Ming, tetapi juga meninggalkan berbagai masalah besar tentang kepedulian sosial di kota Penang khususnya ......

Bagaiaman warga Penang di kelompok2 tertentu yang aku tuliskan di beberapa artikel sebelumnya, mereka sama sekali tidak mau peduli, bahkan aku "mengemis2" untuk minta bantuan hanya sekedar minta bukakan tutup botol besar.

Juga bagaimana penumpang Air Asia Malaysia yang notebene punya uang, yang kemungkinan besar berpendidikan, atau crew2 nyaq yang pastinya berpendidikan, toh sepertinya mereka tidak berniat untuk membantuku sama sekali, sorang penumpang, seorang turis yang benar2 membutuhkan bantuan .....

Termasuk kepedulian sosial yang masih mirip denagn di Jakarta, sebuah kota yang belum ramah kepada disabilitas dan kaum prioritas .....

Jadi,

Kesimpulan apa yang aku dapatkan selama aku di Penang 9 hari itu?

Beruntung, aku punya keluarga baru di Penang dan Sungai Petani, yang aku merasakan kasihnya padauk sebagai sahabat dari negeri seberang. Jika tidak, mungkin aku akan berpikir ribuan kali untuk Kembali dating ke Penang, dengan keterbatasanku ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun