Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Sungai Petani" Kedah, Sarat dengan Bangunan Heritage China Peranakan

14 Desember 2022   14:26 Diperbarui: 14 Desember 2022   14:57 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

 

Jalan itama kota Sungai Petani, dengan bangunan2 heritageny, tanpa bangunan tinggi lebih dari 4 lantai (sepertinya) ......

 

Semakin dekat ke kota Sungai Petani menuju rumah keluarga Liang, aku semakin excited! Karena, aku sangat beruntung bersahabat denganleong yang bisa membawaku ke dunia keluarga mereka, sebuah keluarga Malaysia keturunan China dan Melayu yang sangat ramah dan kuanggap sebagai keluargaku disana.

Waktu semakin sore, ketika masuk ke kota Sungai Petani, Leong pun masih membawaku berputar2 kota membanggakan kota Sungai Petani kepadaku.

Sungai Petani adalah sebuah kota di Distrik Kuala Muda, di Negara bagian Kedah, Malaysia. Sungai Petani adalah kota terbesar di Kedah dan terletak sekitar 55 km selatan Alor Setar, ibu kota Kedah, dan 33 km timur laut George Town, ibu kota negara tetangga Penang. Wikipedis.

Nama "Sungai Petani" ini, diambil dari nama sungai, yaitu Sungai Petani, anak sungai Merbok. Kata "Petani" mungkin terkait dengan provinsi Pattani di Thailand. Kata tersebut konon berasal dari kata Sansekerta 'pathini', yang berarti "peri perawan";"Petani" juga berarti petani dalam bahasa Melayu.

Malaysia tersuk Negara yang heterogen, dengan berbagai budaya dan agama, termasuk di Sungai Petani, Kedah. Kota ini pun sarat dengan bangunan2 lama peninggalan jaman colonial serta China Peranakan.

Dan, karena Leong tahu betapa aku "gila" dengan bangunan2 heritage, maka mobil kami pun mengarah kesana, berputar2 dan membuat mataku trus berbinar2 dan banyak memotret bangunan2 hetitage yang menjamur disana.

Ada 1 bngunan khusus yang sepertinya menjadi icon kota Sungai Petani, adalah Menara Jam Sungai Petani, seperti Jam Gadang di Bukit Tinggi, Sumatera Indonesia.

Menara Jam Sungai Petani terletak di jalan utama, Jalan Ibrahim dan dibangun pada tahun 1936. Diatapi struktur berbentuk kubah dan berwarna emas. Menara itu adalah hadiah dari Lim Lean Teng kepada George V untuk memperingati Silver Jubilee-nya.

Bedanya, jika Jam Gadang Bukit Tinggi di desain dengan atap rumah Gadang khas Sumatera Barat, sedangkan Menara Jam Sungai Petani, di desain khas Eropa kea rah Inggris karena Malaysia pernah dalam colonial Inggris, bahkan sekarang Malaysia adalah Negara Persemakmuran Ingrris.

***

Cerita tentang bangunan2 heritage di kota Sungai Petani sendiri, sepertinya sama dan sebangun dengan ibokta George Town di Penang. Bangunan berbentuk ruko2 dimana dibawahnya mereka maih berdagang berbagai kebutuhan hidup sedangkan dilantai atas sebagai tempat tinggal mereka.

Konsep ini juga diterapkan di Indonesia, dimana beberapa bangunan heritage I Jakarta pn banyak berbentuk ruko seperti sepanjang Jatinegara Barat atau daerah kota Jakarta Barat, tetapi sayang sekali, sudah banyak yang di bngkar dan diganti oleh ruko2 modern .....

Itu bedanya juga antara Indonesia dengan Malaysia, dimana justru Malaysia benar2 bertahan dengan bangunan2 heritagenya, dan akhirnya justr menjadi titik wisata bagi turis2 asing yang datang kesana.

Dokpri
Dokpri

Jalan2 protokol kota Sungai Petani yang benar2 semuanya adalah bangunan2 heritage China Peranakan Malaysia .....

 

Promosi2 dari Malaysia jutru memberi warga "kota tua" untuk beberapa kita di Malaysia dan benar2 tueis asing itu kesengsem dengan ruko2 tersebut, termasuk aku .....

Sungai Petani jika aku meresapimya seperti Jakarta di area Jakarta Barat, kota tua. Bedanya adalah Sungi Petani benar2 masih memanfaatkan ruko2 heritsgenya, yang juga tidak boleh dibongkar, sementara kita tua Jakarta, banyak yng sudah dibongkar dan yang masih ada pun lebih banyak ditinggal kosong.

Ada beberapa bangunan heritage yang dimanfaatkan sebagai bangunan kantor atau pemerintahan. Untuk lingkungannya, memang baik kota tua Jakarta dengan Sungai Petani, termasuk di ibukota George Town, sama2 belum ramah disabilitas ......

Memang, sangat dusayangkan. Bahwa ketika aku berada disana aku sangat tidak bisa berjalan2 di perkotaan karena tidak ada pedestrian yang bisa aku jalani. Seperti Jakarta saja, Jika aku bisa memotret seperti ini, karena aku dimobil Leong, atau ketika aku sendirian dan dijemput oleh taxi online (taxol).

Tetapi, sudahlah .....

Aku sangat memahami tentang "kota ramah disabilitas". Dimana Indonesia termasuk Malaysia adalah negara2 berkembang dan baru mulai "peduli disabilitas" saat2 sekarang ini. Dan juga, jika kedua Negara ini ingin memangun "kota ramah disabilitas", sangat tidak gampang.

Membutuhkan waktu, tenaga dan dana besar. Kota2 di kedua Negara ini sudah tua, dan bertumbuh sehingga sangat sulit untuk membangun kepedulian, Bukan hanya kota nya saja, tetapi agaimanawarga kota yang masih membutuhkanasupan kebutuhan sehari2 dibandingkan membangun "kita ramah disabilitas".

Jadi, tidak akan terlihat aku dengan latar belakang bangunan2 heritage seperti di Singaore, ya! Karena aku sama sekali tidak bisa berjalan disaa, karena pedestriannya benar2 seperti Jakarta yang masih amburadul.

Yang sangat menarik di kota Sungai Peati memang bangunan2 heritagenya. Dan, berikut ini, sebagian foto2ku tentang bangunan2 heritage di Kota Sungai Petani .....

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Beberapa foto bangunan2 heritage, banyk sekali membentuk sebuah grid kota, yang sangat cantik ketika kami mengelilinginya dengan mobil .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun