Entah, siapa yang mengembalikannya (pastinya adalah manajemen mall), tetapi ini jelas mreka sama sekali belum mempunyai sense kepedulian, bukan?
Ada lagi yang membuat aku ternganga berat di Queensbay Mall ini ......
Ketika aku mau ke toilet, aku lupa mengapa aku tidak masuk ke toitel disabilitas, tetapi aku masuk ke toilet umum perempuan. Apakah toilet disabilitas tidak ada, aku lupa. Jika tidak ada, sepertinya Queensbay Mall arus menata dirinya lagi, sebagai mall (katanya) terbaik di Penang.
Di toilet umum perempuan, ada 5 bilik dan 3 bilik diantaranya adalah dengan closet jongkok! Dan, di bilik dengan closet yang duduk pun, ada ketinggian lantai  sekitar 15 cm yang membuat aku sangat kesulitan memakai closet duduk tersebut!
Ini sangat mengagetkan .....
Kloset jongkok yang BAHKAN tanpa fasilitas flush serta tidak adanya maintenance karena jet-showernya pun tidak ada dan tidak ada ember untuk menyiram! Bagaimana ini?
Â
Bukan aku merendahkan yang namanya closet jongkok, toh dimana2 closet jongkok pun masih dipakai di beberapa kawasan, termasuk di Indonesia, bahkan di Jakarta sekalipun. Dengan harga yang murah serta budaya Indonesia untuk di pedesaan bahkan perkampunang perkotaan, tidak salah jika closet jongkok masih di produksi secara missal, termasuk TOTO.
Di Jakarta sekelas mall Queesbay yang penh dengan butik2 internasional, aku belum melihat ada kloset jongkok. Bahkan, di mall2 di Bekasi atau Depok atau Tangerang pun, aku tidak pernah melihatnya. Aku tidak tahu di kota2 kecil di Indonesia, ya. Sepertinya kloset jongkok walau tetap dipakai oleh warga, tetapi tidak berada di mall2 kelas internasional, ya?
Sekali lagi, bukan aku mau mendiskreditkan kloset jongkok, tetapi baca dahulu fokusku tentang artikel ini ......
Sebagian teanku berkata, ketika aku posting tentang closet jongkok ini, mereka memilih closet jongkok supaya lebih higienis karena tidak bersentuhan denan kulit kita. Iya, bagi mereka. Tetapi tidak bagi aku dan lansia, yang susah untuk jongkok.