By Christie Damayanti
Untukku sendiri, nama kota Penang itu tidak berarti apa2, hanya sebatas nama sebuah kota di Malaysia, dan tidak meninggalkan apapun dalam, ketika aku menyebut nama kota itu.
Aku hanya tahu, bahwa Penag adalah sebuah kota di Malaysia, tempat orang2 beribat karena katanya disana ada sebuah rumah sakit yang bisa "menyembhkan" siapa saja, ketika mereka sdah divonis gagal di Negara mereka. Dan berbiaya lebih murah dari negara2 yang lain, kata mereka.
Itu aku pun tidak terlalu peduli apalagi memperhatikan, karena untukku, bukan sesuatu yang perlu di dramatisir. Karena pengobatan itu bukan tergantung rumah sakit dan negaranya, tetapi hanya bergantung kepada Tuhan saja.
Tetapi, jika berhunungan dengan dana atau biaya untuk berobat, yang katanya jauh lebih murah, mungkin ini yang perlu dipertimbangkan sebagai pasien dan keluarganya.
Ketika adikku cukup berminat untuk operasi otot tangan nya yang sobek karena ada tulang tumbuh di lengan kanannya, dan membutuhkan biaya nya tidak sedikit di Indonesia, dan setelah berdiskusi dengan salah satu dokter di rumah sakit yang terkenal itu, ternyata tidak lebih murah.
Jadi?
Aku memang tidak punya keinginan besar ke Penang. Tetapi, ketia aku memang berniat untuk traveling sambil survey disabilitas untuk 4 benua di dunia, saat itu aku benar2 harus ke salah satu kota di Malaysia, dan belum terpikir tentang Penang.
Aku ingat, ada seorang teman filatelis yang tinggal di Malaysia dan kami sempat bertemu dengannya, ketika launching Shio Ayam tahun 2017 di KFJ Kantor Filateli Jakarta, dan setelah itu aku ajak dia ke RPK, siaran bersama.
Namanya, Leong Khong Ming, dan kupikir, dia tinggal di Kuala Lumpur. Ketika aku hubungi di lewat WA, ternyata dia tinggal di Penang. Whatever, aku tidak terlalu pusing apakah dia tinggal di Kuala Lumpur atau di Penang, yang penting aku memang harus ke Malaysia untuk survey disabilitas. Dan, Penang memang sebuah kota metropolitan juga, terbesar kedua setelah Kuala Lumpur.