Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Masjid Sultan sebagi Ujung Sebuah Harapan yang Dibatasi oleh "Pagar Betis" Ratusan Ruko

8 Oktober 2022   08:25 Diperbarui: 8 Oktober 2022   08:36 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Dokumentasi pribadi. Diujung sana, Masjid Sultan merupakan ujung dari perjalanan heritage Singapore di Kampong Glam, serta ketika aku berada tepat di depan Masjid Sultan .....

Masjid Sultan merupakan sebuah landmark di Kampong Glam. Sebuah masjid heritage dengan perjalanan menuju kesana diapit oleh ruko2 cantik, itu luar biasa sekali.

Masjid Sultan adalah sebuah masjid yang terletak di Muscat Street dan North Bridge Road di kawasan Kampong Glam di distrik Rochor di Singapura. Dinamai oleh Sultan Hussain Shah. Pada tahun 1975, masjid ini ditetapkan sebagai monumen nasional.

Dibangun dan dibukan pada tanggal 27 Desember 1929, tetapi masih 2/3 saja dahulu, dan selesai 100% adalah tahun 1932. Masjid Sultan pada dasarnya tetap tidak berubah sejak dibangun, dengan hanya perbaikan yang dilakukan pada aula utama pada tahun 1968 dan lampiran ditambahkan pada tahun 1993.

Aku memang tidak masuk kesana. Selain saat itu adalah Hari Jumat dan hari itu lelaki2 berbondong2 untuk Sholat Jumat, aku melihat untuk masuk kesana belum ramah disabilitas, dengan beberapa undak2an tanpa ramp, dimana disana seharusnya tetap membangun ramp, sebagai negeri inklusi.

Mungkin, ada dari sisi yang lain untuk kesana, tetapi memang saat itu aku tidak terlalu ber niat masuk kesana, terlalu banyak orang dan mendung tebal pun bergantung .... 

Masjid ini, memang merupakan titik utama masyarakat Muslim di Singapore. Dengan kubah emas yang sangat besar serta ruang2 besar untuk bersembahyang, Masjid Sultan adalah salah satu titik wisata untuk dikundungi, selain untuk melakukan kewajiban umat Muslim.

Cerita tenang Masjid Sultan ini, sangat sarat dengan sejarah. Mulai dibangun tahun 1824 untuk Sultan Hussein Shah, yaitu sultan pertama di Singapore. Lalu, dalam jangka waktu 100 tahun kemudian, masjid ini direnovasi, sampai saat ini masjid ini terus berdiri dengan megah.

Detail2 arsitektur yang terlihat dari luar, dimana aku mengamati disekeliling masjid, seperti kubah2 masjid pada umumnya, kubah Masjid Sultan berbentuk seperti bawang. Dan, dari beberapa referensi yang aku baca, setiap dasar kibah, di drkorasi dengan ujung botol kaca, yang ternyata disumbang oleh masyarakat Muslim Singapore, untuk masjid menjadi lebih cantik.

Dikukuhkan sebagai salah satu monument nasional Singapore tahun 1975, tidak salah negeri singa ini menetapkannya seperti itu, karena Singapore memang sebuah negeri multicultural dan berbagai ras dan agama internasional ada disana.

Dan, Masjid Sultan ini, bukan hanya sebagai titik pusat masyarakat Muslim di Singapore, tetapi juga sebagai salah satu titik wisata Singapore, yang tidak bisa diabaikan .....

***

Menuju ke Masjid Sultan ini, bukan seperti menuju masjid2 pada umumnya, karena di area ini adalah salah satu kawasan heritage Singapore, yang dipelihara dengan sangat luar biasa! Bukan hanya Singapore memeliharanya dengan baik saja, tetapi negeri ini justru mendandaninya dengan berbagai fasilitas2 serta membangun kawasan cantik wisata.

Ruko2 yang seperti "dayang2" atau seperti :pagar ayu" dalam sebuah pesta pernikahan, membuat Masjid Sultan ini memang sangat berbeda, dengan bangunan heritage itu sebagai ujung dari sebuah perjalanan.

Dokumentasi www.traveltriangle.com
Dokumentasi www.traveltriangle.com

g15-6340d07108a8b550520f8e33.jpg
g15-6340d07108a8b550520f8e33.jpg

Dokumentasi pribadi. Awal mula ketika kita menuju Masjid Sultan, dengan deretan ruko2 cantik sebagai pagar betis di kawasan Muscat Street ....

Dokumentasi pribadi. Aku berjalan diatas kursi roda, berada di antara deretan ruko2 cantik dan tujuanku memang ujung jalan ini, Masjid Sultan ..... Bisa dibayangkan, bukan?
Dokumentasi pribadi. Aku berjalan diatas kursi roda, berada di antara deretan ruko2 cantik dan tujuanku memang ujung jalan ini, Masjid Sultan ..... Bisa dibayangkan, bukan? "Pagar betis" dari ruko2 ini, jika kita melenceng, tidak mengikuti pagar ruko ini, kita tidak menuju Masjid Sultan .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi. Setelah kita keluar dari Muscat Street, kita memasuki kawasan jalan yang lebih besar menuju Masjid Sultan, dimana aku memabayangkan ketika pagar betis dengan jalan2 kecil yang dibatasi dengan ruko2 kecil, menuju masjid, adalah ruko2 lebih besar dengan jalan yang lebih lebar, seperti
Dokumentasi pribadi. Setelah kita keluar dari Muscat Street, kita memasuki kawasan jalan yang lebih besar menuju Masjid Sultan, dimana aku memabayangkan ketika pagar betis dengan jalan2 kecil yang dibatasi dengan ruko2 kecil, menuju masjid, adalah ruko2 lebih besar dengan jalan yang lebih lebar, seperti "orang2 kepercayaan Sultan", menuju singgasana Sultan .....

Sama dengan konsep sebuah perjalanan manusia, menuju Rumah Tuhan, Masjid Sultan seperti merupakan tujuan akhir kehidupan manusia. Tuhan ada disana. Mungkin, itulah konsep pembangunan Masjid Sultan yang awalnya dibangun oleh Sultan pertama Singapore, dengan jejeran ruko2 sebagai "pagar betis", tanpa ada yang menyadarinya.

g6-6340d0faf165654c5a66bda2.jpg
g6-6340d0faf165654c5a66bda2.jpg

Dokumentasi pribadi. Kawasan "orang2 kepercayan sultan" menuju singgasana, Masjid Sultan. Sangat terlihat di foto diatas ini, Masjid Sultan denga kubah emas,ya terlihat terapit oleh ruko2 cantik dengan deretan pohon kelapa. Untuk tujuan sebuah harapan baru .....

Dokumentasi pribadi.
Dokumentasi pribadi.

Dokumentasi pribadi. Aku berada tepat di depan Masjid Sultan .....
Dokumentasi pribadi. Aku berada tepat di depan Masjid Sultan .....

Aku tidak tahu dengan pasti, karena tidak ada referensi tentang ini, tetapi sebagai seorang arsitek, aku memang selalu mengamati dan menuliskanya dari sudut yang berbeda. Apalagi, ketika aku melakukan perjalanan dengan mas Kardy Chiu menuju ujungnya yaitu Masjid Sultan, da rasa bergetar ketika ternyata menuju ujung nya, selalu berjalan diantara ruko2 santik, sebagai dayang2 atau pagar ayu atau pagar betis.

Jika kita "keluar" dari deretan ruko2 cantik itu, kita akan "tersesat", blusukan ke gang2 yang kita tidak tahu. Ruko2 itu sepertinya "menjaga" kita untuk menuju ujung kehidupan manusia, Masjid Sultan. Ruko2 itu "menjaga" kita tidak keluar dari barisan, supaya kita tidak "tersesat" .....

Ya, Masjid Sultan merupakan ujung sebuah harapan baru seorang manusia, yang dibatasi oleh ratusan ruko2 cantik, supaya manusia itu tidak "tersesat" menuju harapan baru tersebut.

Apakah memang demikian?

Aku tidak tahu, tetapi aku merasakannya demikian .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun