Grab-bar yang bia dibuka dan ditutup, harus ada dekat closet. Pertama untuk berpeangan dan kedua grab-bar terbuka untuk kursi roda bisa medekatkan diri sedekat2nya dengan closet, sehingga end-user bisa memindahkan tubuhnya sendiri ke closet.
Toilet disabilitas di Singapore yang tidak ada grab-bar nya sama sekali! Baik yang ditanam di dinding, juga grab-bar yang berdiri sendiri. Bagaimana end-user bisa mengangkat tubuhnya sendiri ketika selesai menggunakan closet? Jika sehat, itu sangat mudah berdiri, tetapi sebagai end-user seperti aku, aku sangat sulit berdiri jika tidak ada pegangan apapun .....
Jika grab-bar tidak bisa dibuka, bagaimana end-user bisa memindahkann tubuhnya, sementara mereka tidak bisa berjalan sama sekali?
***
Ini pengamatan awalku tentang toilet disabilitas di Singapore. Secara umm, semua cukup nyaman untukku sebagai pengguna kursi roda kecualipintunya. Tetapi, sungguh aku merasakan dan bahkan menikmati toilet disabilitas di jepang. Bahkan, aku bisa santai sambil nge-charge kursi rodaku di toilet disabilitas di Jepang dan sambil ngemil karena bersih dan bau wangi, hahahaha ......
Selama aku di Singapore, sungguh aku menjadi "takut2" jika ingin ke toilet di area public.
Mengapa?
Ya, jelaslah. Jika disekitarku tidak ada orang sama sekali, aku akan tidak bisa membuka pintu toilet disabilitasnya (swing door) dengan door closernya yang membuat pintu mejjadi berat, ditambah dimensi pintu yang terlalu besar dan tebal!
Sehingga, jika aku sendirian dan ingin ke toilet, aku lebih baik langsung masuk ke toilet umum perempuan saja. Jika ada mas Kardy Chiu, tentu saja aku akan minta tolong dibukakan pintu toiletnya, karena kami sering jalan bareng selama disana.
Next,Â