By Christie Damayanti
 Jalur naik/turun menuju JPO Henderson Waves Singapore, tidak ada jalur untuk memakai kursi roda ajaibku, dari Southern Ridge .....
 Pagi itu sekitar jam 7.00, mas Kardy Chiu menjemputku di Hotel. Aku sedang bersiap sambil minum secangkir teh hangat di kamar hoteluk, tiba mas Kardy mengetok pintu. Benar2 on time, aku membuka pintu kamarku dan kupersilahkan dia masuk ke kamarku.
Seperti biasa jika dia masuk ke kamarku untuk kuminta tolong membetulkan sesuatu (yang pasti sih, membetulkan atau merpihkan tempat2 kamera di kursi roda ajaibku karena selalu kendor), dia akan duduk di lantai, tidak mau di kasur.
Sambil beberes untuk pergi, aku menghabiskan teh hangatku sambil nyemil makanan pagi yang mas Kardy bawa untukku, sambil kami mengibrol. Hari itu, hari Sabtu dan mas Kardy memang berjanji untuk mengajakku ke Henderson Waves, sebuah JPO tertinggi di Singapore, di area Mount Faber, yang menghubungkan Southern Rigde ke Telok Blangah.
Setelah beres dan makan pagiku yang dibawakan mas Kardy habis, kami keluar dari kamarku dan mengantri di bus-stop di bepan hotelku menuju Mount Faber, utara Singapore. Cukup jauh, kaa mas Kardy, sekitar 1 jam naik bus.
Hari Sabtu tidak terlalu ramai, apalagi tujuan kami bukan tujuan favorite, sehingga sampai Munt Faber, hanya kamu berdua yang tertinggal di dalam bus.
Di dalam bus, mas Kardy terkantuk2 karena aku tahu, dia kecapean. Dia kerja keras setiap haarinya, dan selama aku di Singapore, ada tambahan kerjaan adalah mengurusi aku, antar jemput bahkan membelikan makanan pagiku, dimana dari awal aku sudah menolka bantuannya. Tetapi, begitulah seorang mas Kardy, seorang "malaikan pelindung" yang diberikan Tuhan untukku ......
Selama di dalam bus, mas Kardy benar2 tidur, dan aku menatapnya dengan terharu. Dia benar2 memberikan kenyamanan untukku sebagai seorang teman dan sahabat, dia memang benar2 seorang malaikat pelindung untukku.
Sampai akhirnya bus hampur sampai, mas Kardy bangun. Entah karena otaknya sudah tahu tujuan sudah hampir sampai, atau menang terbangun saja. Karena, sebelumnya aku agak kawatir, bus teralu jauh membawa kami. Karena aku tidak diberitahu, hars turun di bis-stop yang mana ...
Begitu bus berhenti, kami turun dan terpampanglah kawasan Mount Faber, area perbukitanSingapore dimana latar belakangnya adalah kawasan permukiman menara2 apartemen.
Mas Kardy memimpin perjalanan kami menuju puncak Mount Faber. Biasanya, aku yang memimpin perjalanan jika kita berjalan berdua, konsepnya aku yang memimpin perjalanan karena aku tahu apa yang aku mau untuk survey, dan mas Kardy hanya mengikuti dan membuat berbagai foto2 candid tentang aku, hahaha .....
Mas Kardy mencari jalan untuk naik ke Mount Faber, dia bolak balik membaca Google Map, sampai akhirnya menemukan jalan naik, tetapi ternyata tidak bisa untuk kursi roda, karena jalan naiknya bertangga2 sampai puncak Mount Faber.
Akhirnya, dia memutuskan untuk naik taxi ke puncak, dan menyeberang JPO sampai ke Telok Blangah. Taxi datang setelah kami menunggu cukup lama, karena memang kawasan kami ini, merupakan kawasan "terpencil", yang jarang orang datang kesana.
Wah ... yang datang taxi sedan! Aku tahu, sedan juga bisa mengangkut kursi roda ajaibku, tetapi susah untuk memasukkan ke bagasi. Aku agak kawatir, harusnya aku bilang ke mas Kardy, untuk memesan taxi van. Tetapi, tidak ad kata menyerah, mas Kardy terlalu kuat secara fisik untuk diremehkan, secara dia adalah olahragawan sejati!
Tubuhnya ber-spir sebagai pendayung, pesepeda, gym atau apapun kegiatan olahraga yang dia lakukan, sehingga, kursi roda ajaibku setelah dilipan, dengan gampang dia mengangkat untuk dimasukkan ke bagasi taxi sedan .....
Ok. Done!
Taxi melucur naik gunung lewat jalan kendaraan. Perjalanan yang menyenangkan! Tidak jauh, hanya sekitar 1,2 km dan berbayar sekitar 8Sing$.
Awalnya, melewati Henderson Rd dan ketika aku menegok ketas yang ditunjukan oleh mas Kardy, terpampang JPO Hederson Waves diatas kami, setinggi sekitar 36 meter dari atas prmukaan tanah. Aku melihatnya seperti ulat raksasa, yang meramah pepohonan Mount Faber .....
Setelah itu, taxi mulai menanjak dengan jalanan mobil cukup untuk 2 mobil bolak balik. Lingkungannya adalah hutan gunung. Banyak pohon2 pinus yang daun keringnya berguguran, seperti di musim gugur. Cantik sekali.
Banyak warga Singapore yang tinggal di kawasan itu, bersepeda atau berjalan kaki, menikmati segarnya udara pagi disana, dengan sayup2 suara burung2 berkicau, karena kawasan itu benar2 cantik, teduh, nyaman dan membahagiakan ......
Tidak ada mobil lain, kecuali taxi kami. Memang area itu untuk bersantai weekend warga disana, ada beberapa turis asing yangtahu tentang JPO Hendeerson Waves, berlari2 kecil untuk naik atau turun Mount Faber.
Pemandangan indah, dengan hutan pinus yang daun2 keringnya berguguran, membuat hatiku damai dan sejuk. Apalagi, ditemani seorang malaikat pelindung yang Tuhan berikan untukku, Singapore akan menjadi destinasi favorite ku.
Sebenarnya, pohon2 pinus tidak terlalu banyak, yang da adalah Hutan Hujan, khas kawasan Asia. Hutan belantara itu yang kami tembus untuk menuju puncak Mount Faber. Pohon2 Pinus, sepertinya lebih banyak di kaki gunung, selebihnya merupakan Hutan Hujan.
Udara yang sangat sejuk, secara pepohonan itu mengeluarkan oksigen O2 jika pagi dan siang hari, sehingga diarean hutan itu akan selalu sejuk dengan pepohonan hijau yang memancarkan rasa damai.
Taxi kami berputar2 menanjak menuju puncak Mount Faber, untuk sampai ke ujung JPO Henderson Waves. Dan dari sana, kami akan menyebrang dari ujung Siuther Rigde ke Telok Blangah ......
Catatan :
Sebenarnya, aku sudah siah untuk mendaki Mount Faber dengan kursi roda ajaibku, tetapi tidak jadi karena tidak ada jalan naik yang tanpa tangga. Tetapi, aku masih berharap aku akan menuruni Mount Faber ini di kawasan sebaliknya dari Henderson Waves ini, dengan kursi roda ajaibku, bukan naik taxi ......
Apa yang terjadi?
Tunggu ceritaku selanjutnya ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H