Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Singapore, Negeri Inklusi yang Bisa Membawa Warga Disabilitas Berkarya dan Berekspresi Luar Biasa!

31 Agustus 2022   09:35 Diperbarui: 29 September 2022   09:22 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Aku, penyandang disabilitas duduk diatas kursi roda karena lumpuh tubuh separuh bagian kanan karena sdrangan stroke th 2010 di San Francisco USA, di Singapore bebas untuk bisa berekspresi walau cacat.

Aku tidak butuhbantuan siapapun, karena negeri tersebut sangat ramah disabilitas, dan termasuk mereka tidak peduli gaya apapun yang aku lakukan.

Foto :

Aku di skyway Garden Bay sekitar puluhan meter diatas tanah, dan aku foto selfie dengan kamera yang aku letakan di sebuah tempat, tanpa bantuan Dan orang2 pun tidak mengganggu serta tida peduli dengan apa yang aku lalukan. Itu yang membuat negeri inklusi ini mamopu membawa disabilitas dan priorotas berekspresi dan berkaraya hebat ......

***

Sngapore merupakan salah satu Negara yang sangat menghormati warganya, teritama tentang prioritas atau lansia dan disabilitas. Mereka sadar, bahwa warga priortas dan disabilitas memang sangat membutuhkan bantuan, waau mereka bisa mandiri.

Pemerintah Singapore ters berusaha menambah2kan fasilitas bagi warganya, terutama bagi prioritas dan disabilitas, karena pemerintah tahu bahwa mereka pun suatu saat akan menjadi seorang prioritas atau lansia.

Bagaimana Singapore berjuang untuk memanjakan warganya yang sudah menjadi prioritas dan warga disabilitas?

Jika warga non-disabilitas, fasilitas2nya pun sudah sangat inklusi, dimana warga priorotas dan disabilitas pun mampu memakainya. Tetapi, justr pemerintah Singapore terus berjuang bgi warga prioritas dan disabilitas, dengan berbagai cara.

"Enabling Masterplans" mendefinisikan penyandang disabilitas adalah warga yang membutuhkan pengamanan, kenyamanan dan membutuhkan tempat hidup (khusus) serta harus maju juga untuk kehidupannya lewat pendidikan, pelatihan, pekerjaan dan termasuk rekreasi.

Dalam menentukan apakah kondisi seseorang termasuk dalam kriteria disabilitas di Singapore, penilaian medis dan pemeriksaan keterbatasan sosial-fungsional yang dihadapi oleh penyandang disabilitas dilakukan oleh profesional medis atau profesional non-medis yang sesuai seperti terapis.

Diagnosis medis memastikan ketelitian dalam menentukan apa yang merupakan kecacatan, sedangkan pemeriksaan sosial-fungsional memastikan bahwa hambatan ekonomi, lingkungan dan budaya juga diperhitungkan.

Penyandang disabilitas Singapore, adalah termasuk mereka yang memiliki gangguan fisik, mental, intelektual atau sensorik jangka panjang yang dalam interaksi dengan berbagai hambatan dapat menghalangi mereka. partisipasi penuh dan efektif dalam masyarakat atas dasar kesetaraan dengan orang lain.

Dengan kenyatan seperti ini, pemerintah Singapore merancang untuk memfasilitasi mereka dengan gangguan pendengaran dan kondisi gangguan penglihatan (tuna netra), disabilitas fisik (tuna daksa), disabilitas intelektual (tuna grahita), Autism Spectrum Disorder -- sejenis gangguan mental, serta anak2 dengan kebutuhan khusus (anak ABK),

Di bidang2 seperti pendidikan, transportasi, pekerjaan, pelatihan, rekreasi dan perawatan, sehingga mereka diakui, diberdayakan dan diberi setiap kesempatan untuk menjadi anggota masyarakat yang integral dan berkontribusi, ketika mereka sudah dewasa.

Pemerintah Singapore dan instansi2 disana, juga sudah memperhatikan untuk pencari2 kerja bagi disabilitas, tergantung jenis disabilitas yang mana. Yang jelas, Singapore benar2 bersaha sekali untuk kaum disabilitas bisa bekerja, karena mereka akan menajdi beban Negara, jika mereka tidak bekerja.

Kebijakan2 Singapore tentang ini pun, terus disempurnakan seiring dengan semaki baiknya fasilitas2 untuk kaum disabilitas dan prioritas di negeri Singa ini. Baik mengamati sebarapa jauhkah keefektifan kebijakan dan layangan di sector pekerja disabilitas, sehingga memperkuat dukungan pemerintah Singapore bagi penyandang disabilitas, khususnya di bawah Enabling Masterland.

***

Bicara tentang kebutuhan pekerjaan di sector diabilitas, pada kenyataannya memang hampir semuanegara mempunyai masalah2 yang kurang lebih sama.

Tingkat pekerjaan penyandang disabilitas di Singapore, dengan usia kerja aktif rata2 30,1% bekerja, 3,8% tidak bekerja tetapi tetap memiliki pekerjaan secara individu dan masih mencari pekerjaa.

Sisanya, 66,2% adalah bekerja diluar angkatan kerja dan mereka2 yang benar2 terlalu susah untuk bekerja.

Nah, dengan kenyataan tersebut diatas, pemerintah Singapore membangun Enabling Masterplan untuk pemerintah Singapore beserta warga Singapore yang mempunyai passion untuk bekerjasama mendukung penyandang disabilitas (dan prioritas).

Mereka membangun "Singapore yang pedul dan inklusifi", dimana para penyandang disabilitas dan prioritas, bisa diakui dan diberdayakan untuk menjadi anggota masyarakat yang terintegrasi dan berkontribusi, bersama dengan warga2 Singapore non-disabilitas ......

Ketika aku di Singapore bulan Agustus 2022 lalu, aku sebagai juga menyandang disabilias berwisata di Singaopre sebagai negeri inklusi, aku sering bertemu dengan prioritas atau lansia dan disabilitas2 yang selalu bergerak dengan bebas berkeliling di jalan2 di seluruh Singapore.

Mulai dengagn di lingkungan dan kawasan oermukiman, seperti kawasan Balestier, rea hotel tempat aku menginap, atau Redhill yang memang merupakan kawasan khusus permukiman apartemen, bahkan khusus untuk disabilitas dan prioritas "Enabling Village.

Atau dikawasan2 wisata atau perdagangan seperti pasar dan supermarket/minimarket. Mereka kebanyakan memakai kursi roda elektrik seperti aku, atau skuter 3 roda khusus untuk disabilitas. Mereka aktif naik turun bus atau MRT, tanpa bantuan siapapun, termasuk petugas2nya, kecuali jika mereka harus naiuk bus yang harus dibantu supir untuk ramp nya.

Kebanyakan dari mereka adalah ibu2 tua lansia dan ibu2 muda dengan disabilitas. Aku belum melihat mereka seorang bapak2 muda. Ada beberapa dari mereka adalan lansia laki. Entah lah, apakah karena kaum lelaki lebih "malu" telihat diluar dengan kursi roda/skuter, atau mereka justru lebih memilih berusaha tanpa kursi roda/skuter.

Sayang, aku tidak bisa atau idak berani memotret mereka, kaena mereka "berjalan" cukup cepat dan menghilang. Atau jika mereka berhenti pun, mereka memasang wajah galak, sehingga hatiku sudah ciut untuk mendekatinya, hahahaha .....

Catatan :

Warga Singapore menang cukup ramah, tetapi sangat berbeda dengan awrga Jepang yang luar biasa ramah. Warga Singapore lebih memilih memasang wajah galak dan gampang mengomel jia mereka sedang tidak suka sesuatu. Walaupun, mereka tetap membantu yang dibanrengi dengan mengomel, hahahaha ......

Cerita tentag warga Singapore yang suka mengomel, akan kutuliskan setelah artikel ini .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun