Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Enebling Village", Cluster Apartemen Khusus untuk Disabilitas dan Prioritas di Redhill

15 Agustus 2022   12:24 Diperbarui: 15 Agustus 2022   12:39 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

                                                                                                     Dokumentasi www.archdaily.com 

Enebling Village, konsep cluster untuk khusus disabilitas dan prioritas atau lansia Singapore, dengan fungsi2 yang bia diberikan kepada lingkungannya (terutama penghijauannya) di Redhill .....

 

Klik vidro ini, bagaimana Enebling Village " bekerja" untuk kaum disabilitas dan prioritas/lansia Singapore :

Enebling Village@Redhill, Area khusus untuk disabilitas dan prioritas

Suatu hari di Singappre di akhur bulan Juni 2022 lalu,

Seorang temanku, seorang arsitek muda yang bekerja di sebuah konsultan arsitektur terkenal di Singapore,, Andry namanya, mengajakku traveling di area Redhill Singapore. Sebuah area permukiman dengan ratusan apartemen, yang dibangun oleh pemerintah atauun oleh swata, membuat area Redhill atau Bukit Merah, memberika suasana yang berbeda dibandingkan dengan area permukiman yang dibangun oleh pemerintah saja atau dibangun oleh swast saja.

Apartemen2 itu memang agak sedikit berbeda, walau secara kasat mata, kita tidak akan tahu, sebenarnya mana yang dibagnun oleh pemerintah Singapore dan mana yang dibangun oleh swasta, karena memang mereka tidak membedakan dan menipiskan jurang perbedaan antar warga Singapore.

Aku berjalan2 di area Redhill yang akan aku tuliskan satu demi satu setelah artikel ini. Dan, saat ini  aku ingin menuliskan sebuah sebuah clyster khusus di Redhill, yang disebut Enebling Village .....

Enebling Village, merupakan sebuah proyek  untuk demonstrasi peremajaan kawasan jantung permukiman Sngapore dan pembangunan komunitas, melalui Masterplanning dan penggunaan kembali secara adaptif Bukit Merah yang dibangun pada 1970-an. Properti ini dirancang ulang sebagai Desa Pemberdayaan yang ber-ruang inklusif yang mengintegrasikan pendidikan, pekerjaan, pelatihan, ritel dan gaya hidup, menghubungkan penyandang disabilitas dan masyarakat.

Sebelum pembangunan kembali, property ini tidak memberikan kontribusi ke lingkungan. Tetapi, bersama beberapa instansidi Redhill, Masterplan yang baru benar2 menjadi konsep yang memberi arti kepada lingkungannya. Desa Pemberdayaan sebagai tujuan taman/taman, dan dirancang sebagai bagian integral dari jaringan pejalan kaki lingkungan.

en-arcdayli4-62f9d68ea1aeea54fe7f7d54.jpg
en-arcdayli4-62f9d68ea1aeea54fe7f7d54.jpg
en-arcdayli5-62f9d6a0a1aeea5d1f6e78d2.jpg
en-arcdayli5-62f9d6a0a1aeea5d1f6e78d2.jpg
                                                                                                         Dokumentasi www.archdaily.om

Penghijauan nya yang luar biasa, seaka penghuni dibawa masuk ke "dunia htan", karena pepohonannya yang agak dibiarkan tetapi memberikan efek sejuk ......

 

Ruang lingkup desain meliputi arsitektur, desain interior, signage, pencahayaan, seni dan lansekap untuk menghadirkan lingkungan yang terintegrasi secara holistik. Bangunan ini dinamai ulang sebagai "Taman Bermain", "Hijau Desa", "Hub" dan "Akademi" - berdasarkan karakter dan program mereka.

Bangunan Nest yang baru dan utama dan berfungsi sebagai "penarik minta", menarik arus pejalan kaki melalui jalur penghubung yang baru. Ekspresi arsitektural dan finishing dilanjutkan pada bangunan eksisting sebagai fasad, kanopi dan permukaan.

Sebuah teras kayu diletakkan di atas halaman di Playground, turun sebagai amfiteater dengan landai terintegrasi. Teras berlanjut di bawah dan melewati bangunan sebagai balkon yang menghadap ke tempat2 beraktivitas dan sebagai jalur taman yang menghubungkan ke kawasan perumahan/apartemen yang berdekatan.

Pipa beton pracetak dimasukkan di bawah amfiteater sebagai sudut istirahat. Ruang terbuka antara Village Green dan The Hive diaktifkan kembali sebagai halaman taman dengan wadah laut yang digunakan kembali sebagai jembatan, dan ruang pertemuan yang tersebar secara longgar dengan penanam drum minyak daur ulang.

en-arcdayli2-62f9d6faa1aeea6221284242.jpg
en-arcdayli2-62f9d6faa1aeea6221284242.jpg
                                                                                                       Dokumentasi www.archdailt.com

Antar bangunan, dibangun ruang luar yang berfngsi sebagai sebuah amphitheter mini, dengan permukaan lantai dari kayu, supaya tidak licin, dan antar tempat duduknya bukan sebuah tangga, tetapi RAMP yang terus berputar dari atas ke bawah, ataun sebaliknya. Untuk tangga2, ada di sisi kanan dan kiri tempat duduknya.

 

Begitu aku masuk ke area bangunan utama "Nest", aku sudah dikejutkan dengan pemandangan yang tidak biasa. Karena, ketika aku masuk ke beberapa apatemen di Singapore, pedestrannya atau jalan setapaknya standard antara 150 cm sampai 180 cm. Tetapi, ini aku merasa "luas" sekali, karena jalan setaaj atau pedestrian atau koridor2 di Enebilng Village itu sebesar 2,5 meter!

Dengan permukaan beton halus tanpa sama sekali kerusakan, serta di sisi2 koridor tersebut terdapat banyak tempat duduk dari material beton, yang selalu ada 1 atau 2 tempat duduk yang mempunyai pegangan dari stainless steel.

en2-62f9d72d08a8b55311543982.jpg
en2-62f9d72d08a8b55311543982.jpg
                                                                                                               Dokumentasi pribadi

            Tempat2 duduk disepanjang koridor, dengan pegangan2 dari koridor, untuk lansia terbantu untuk berdiri lagi setelah duduk .....

en-62f9d76b3555e4279a308e22.jpg
en-62f9d76b3555e4279a308e22.jpg
                                                                                                               Dokumentasi pribadi

Koridor di setiap kawasan Enebling Village, dengan lebar 2.5 meter, dan permukan beton halus, atau conbloc untuk yang tidak dibawah atap.

 

Enebling Village, lalu terus dikembangkan sebagai serangkaian titik sentuh pada entri dan persimpangan strategis untuk membantu orientasi dan navigasi. Tertama bagi kaum disabilitas dan prioritas atau lansia Singapore.

Setiap bangunan diidentifikasi oleh dinding fitur dengan grafis berwarna. Sebuah langkah awal yang jitu sekali untuk disabilitas low-vision. Pencahayaan eksternal dirancang untuk memberikan suasana taman yang tenang.

Fasad bangunan, drop-off, dan jalan setapak ditekankan sebagai awal dan penghubung di taman. Seni diintegrasikan ke dalam taman dengan mural skala bangunan, menggabungkan karya seni oleh seniman autis.

en-arcdayli-62f9d7aca1aeea0439239d42.jpg
en-arcdayli-62f9d7aca1aeea0439239d42.jpg
                                                                                                           Dokuentasi www.archdaily.com

                 Tiap bangunan di kawasan Enebling Village, diberi warna2 yang berbeda, untuk teman2 disabilitss low-vision disana .....

 

Ya, bukan hanya desain2 arsitekturalnya saja yang mampu membuat aku terus berdecak kagum. Karena, mungkin bagi arsitek atau orang lain yang tidak mengerti apa2 tentang konsep bangunan untuk disabilitas dan prioritas ini, akan terlihat biasa2 saja.

Tetapi, ketika aku sebagai seorang arsitek berkebutuhan khusus atau disabilitas, aku mengerti betul sebagai end-user, bagaimana aku merasakan konsep di Enebloing Village ini benar2 sangat membantu bagi komunitas disabilitas dan prioritas atau lansia di Singapore ini.

Bukan semata2 desain arsitektual yang fungsional saja, tetapi sang designer mengkolaborasikan konsep2 arsitektural fungsional dengan konsep2 seni, dimana sangat menarik mata pengunjung, sebagai bagian dari "street-scape" lingkungan binaan Enebling Village.

Landscape dan taman air dirancang dengan berbagai spesies dan warna asli, melengkapi pepohonan yang dilestarikan untuk menarik keanekaragaman hayati dan mendukung ekosistem. Beranda atau teras2nya, memanjang dari lorong sebagai ruang pertemuan luar ruangan, membawa alam lebih dekat ke manusia. Terutama bagi disabilitas dan prioritas atau lansia, membutuhkan suasana yang lebih nyaman karena mereka sehari2nya berada disana, tanpa sering keluar bangunan ......

en-arcdayli3-62f9d7e0a1aeea1024099d72.jpg
en-arcdayli3-62f9d7e0a1aeea1024099d72.jpg
                                                                                                       Dokumentasi www.archdaily.com

                                           Pepohonan yang "dibawa untuk mendekat" bagi penghuni, walau dibatasi oleh jendela kaca

 

Ketika aku diajak Andry masuk ke sebuah minimart yang merupakan fasilitas dari Enebling Village ini, membuat aku benar2 terbelalak. Karena, begitu aku masuk ke minimart itu, pandangan luas kurasakan.

Mengapa?

Karena, koridor nya benar2 luas! 2,5 meter dimana biasanya sebuah minimart standar hanya untuk kursi roda masuk saja, sekitar 80 sampai 100 cm saja. Nah, disini dengan 2,5 meter lebar koridor membuat aku leluasa untuk memutar balik kursi roda ajaibku yang besar, tanpa harus menyentuh apapun!

ena-62f9d81da1aeea1a2c3cc4c5.jpg
ena-62f9d81da1aeea1a2c3cc4c5.jpg
                                                                                                                     Dokumetasi pribadi

Yang membuat aku juga sangat tertarik adalah, mereka mendesain trolley yang bisa diikatkan ke kaki kursi roda ajaibku bagian depan, yang membuat aku gampang untuk berbelanja! Jika di Amerika selalu dipinjamkan skuter dengan keranjang di drpan (lihat foto), tetapi di Enebling Village, dipinjampak trolley yang bisa di ikatkan di depan kursi roda!

Sebuah kepedulian yang sangat memberkas dalam hatiku ......

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun