Sumber : SG Enable -- Disability in Singapore
Konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas (UNCRPD) adalah konvensi yang komprehensif untuk melindungi dan memastikan kesejahteraan penuh dan setara atas semua hak asasi manusia dan kebebasan dasar untuk semua penyandang disabilitas dan untuk menghormati martabat yang meleat pada mereka.
Dan, Singapore menyetujui Konvensi ini, pada 18 Juli 2013 lalu.
Singapore sekarang dengan disabilitas
Building and Construction Authority of Singapore (BCA) telah meninjau dan memperkuat Kode Aksesibilitas di Lingkungan Buatan 2013, dan sekarang sudah tahun 2019, dimana kode ini hanya berlaku setelah tahun 2013. Sehingga, tidak ada UU Singapore yang memastikan bangunan2 tua disana dapat diakses disabilitas.
Contoh,
Ketika aku ke National Museum Singapore dan National Gallery Singapore, dimana bangunan2 tua peninggalan jaman Inggris dan Portugis, aku merasakan sendiri bagaimana di beberapa titik dalam banguan tersebut, butuh banyuan untuk aku bisa memasukinya.
Masuk ke dalam ruang2 pameran itu, melewat pintu swing yang tinggi dan besar, shingga untuk aku sebagai pengguna kursi roda ajaibku ini, memang butuh bantuan, kecuali jika aku berdiri dan membuka pintu sendiri. Itupun, cukup berat karena dimensinya yang standard jaman itu.
Pemerintah Singapore juga memberikan dukungan dana kepada perusahaan untuk membuat tempat kerja dan bangunan mereka lebih mudah diakses oleh penyandang disabilitas. Mereka memberikan subsidi dan merenovasi untuk aksesibilitas di Singapore untuk disabilitas bisa bekerja.
Lalu, Singapore memiliki 4 bahasa nasional, adalah Cina, Tamil, Inggris dan Melayu. Dan mereka banyak yang tidak yakin, bagaimana mereka berinteraksi dengan penyandang disabilitas, karena etika dalam situasi seperti itu memang tidak jelas. Semuanya memang harus punya passion, untuk bisa saling mengerti.
Diperkirakan lebih dari 110.000 warga Singapore memiliki beberapa bentuk kecacatan, sekitar 3% dari warganya tinggal di sana. Untuk individu di atas 50 tahun, sekitar 13,3% dianggap cacat.