By Christie Damayanti
Â
Dokumentasi pribadi
Stasiun MRT Singapore, dengan warna khs hitam-putih, lantai marmer hitam dan granit abu2 cerah, dengan lampu bersinar untuk memantulkan kilauan taktil material logam untuk jalur pemandu untuk tuna netra.
 Salah satu kota paling modern di Asia Tenggara, urbanitas Singapore membuatnya dapat diakses oleh para pelancong dari semua lapisan masyarakat.
Bepergian sendirian dengagn kursi roda ajaibku ke Singapore, benar2 nyaman dan aku merasa nyaman sendirian. Travling ku bulan Juli 2022 kemarin, aku praktis sendirian dalam berkeliling ke pelosok2 permukiman Singapore, walau  aku dibantu dengan berbagai fasilitas teknologi jika aku nyasar.
Keberadaan teknologi juga yang membanu ku dengagn kursi roda ajaibku, tetapi itu tidak berarti mengecilkan kesendirianku, karena pada dasarnya Singapore menan g salah satu negeri inklusi dunia, dimana aku sangat merasa aman dan nyaan disana.
Jika di Jakarta kota kelahiranku untuk transportasi kemmana pun, aku benar2 mengandalkan taxi online, setelah supir pribadiku dipanggil Tuhan sekitar 6 tahun lalu. Kemanapun aku selalu naik taxi online dan tidak pernah merasa insecure.
Tetapi, tidak jika aku berada di luar negeri, karena selain taxi itu pasti mahal, aku justru ingin melalang kota dan Negara yang aku kunjungi dengan kendaraan umum, karena fasilitasnya luar biasa bagus, termasuk untuk yang terbatas, disabilitas dan prioritas.
Ketika kemarin di Singapore bulan Juli 2022 lalu, memang aku dibantu oleh mas Kardy Chiu, salah satu malaikat pelindungku dari Tuhan. Begitu sampai Changi, dia sudah menjemputku dan memberikan kwru pass transportasi naik apapun kecuali taxi, sehingga aku tidak susah2 mencari bagaimana cara aku membeli kartu pass dan bagaimana cara aku memilih jurusan2 yang aku tuju sebagai destinasiku.