Dan pada kenyataannya, keberaan pedestrian di perkotaan Bali sangat minim bagi disabilitas pengguna kursi roda, bahkan untuk disablitas lansia dan disabilitas netra yang memutuhkan jalur pemandu untuk berjalan dengan tongkat putihnya.
Aku muli membuat sedikit survey lewat GoogleMap dan dibantu oleh sahabatku, mas Roy yang tinggal di Bali dan mem-foto2 beberapa pedestrian di beberapa jalan di Denpasar, terbukti bahwa itu yang terjadi tentang edestrian2 disana.
Mari kita teliti beberapa titik pedestrian di seputaran Denpasar dan Kuta :
Ini adalah Hotel tempat aku menginap di Jl. Sunset Road Kuta. Dari depan hotel ini, aku sudah tidak bisa turun dengagn kursi rda ajaibku, karena tidak ada ramp, dengan ketinggian sekitar 20 atau 25 cm.Â
Begitu berjalan menuju pedestrian, disambut oleyh pedestrian selebar sekitar 60 cm dengan permukaan yang tidak rata, banyak potongan2 batu2 atau apapun disepanjang jalan itu.
Dari GoogleMap, terlihat sepanjang Jl. Iman Bonjol pedestrian hanya selebar sekitar 80 cm, dengan manhole yang tidak dipasang rata dengan ketinggian pedestriannya. Apalagi, di beberapa titik, manhole tidak tertuup dan meninggalkan lubang yang menganga.
Pedestrian seperti itu, bukan hanya membahayakan disabilitas saja, tetapi juga semua warga kota. Jika mereka harus turun dari pedestrian ke permukaan jalan aspal, akan berbahaya dengan adanya kendaraan bermotor.