Tidak puas hanya 2 teguk, tambah lagi dengan rasa yang berbeda, dan tambah lagi yang rasa beda lagi. Jadilah, aku mencicipi Arak Bali 40% yang baru saja jadi, yang celor dan yang sudah 1 tahun. Daaannnn ...... aku merasa pusing .....
Hmmmm, pasti aku mabok, hahahaha ..... dulupun drmikian. Mabok untukku adalah rasa pusing, dengan tbuh hangat karena arak tersebut melewati tenggorokkanku masuk ke perutku.
Aku duduk diam awalnya. Mataku belum atau tidak sampai berkunang2, tetapi aku yakin kepala pusingku adalah karena mabok. Sahabatku tetap mengobrol dengagn Chef Yudi, sementara aku hanya mengangguk2 saja sambil tersenyum2.
Sampai akhirnya, aku benar2 harus merebahkan kepalaku, supaya aku tidak "nyungsep", hahahah .....
Akhrnya, kursiku semakin aku dekatkan kepada punggung sahabatku, yang tidak sadar bahwa aku mlai mabok cukup berat. Begitu kursiku dekat sekali dengan pnggung sahabatku, aku langsung merebahkan kepalaku di punggung sahabatku ....
Hahahahaha, aku yakin, dia haya berpikir aku hanya mau bermanja2 saja, dengan merebahkan lepalaku, karena suaasana malam iru semakin romantic. Dia hanya mengangkat tangannya, dan mengusap kepalaku saja. Dan, aku semakin merebahkan kepalsku karena memang kepalaku agak berat setelah pusing ....
Sahabatku semakin serius mengobrol denan Chef Yudi, ditambah ada sepasang suami istri yang menginap di villa Chef Yudi, nimbrung mengobrol. Aku sendiri terbenam sambil menyandarkan kepalaku dengan kehangatan punggung sahabatku ......
Dia sendiri, sibuk denagn obrolannya dan aku sudah tidak bisa menyimak mereka. Aku sedang berusaha untuk tidak terlalu dropt, makanya aku konsentrsi untuk tetap tenang. Dan, berhasil Bahkan, sahabatku ini sama sekali tidak tau, bahwa aku dalam keadaan mabok, hahahaha .....
Jelaslah, dia tidak tahu. Dia sibuk denan obrolannya, dan aku berjalan2 sendirin diantara guci2 antik berisi arak2 itu. Dan, sesekali membuka pen guci itu, dan menuangkan beerapa tetes arak 40%, tetapi berkali2, karena memang arak2 itu enak!
Sampai akhirnya, kepalaku sudah mendingan tetapi aku masih bersandar di punggungnya, karena nyaman sekali. Sesekali tanan sahabatku mengusap kepalaku, tetapi tetapi tidak sadar dengan kedaanku.
Kami dengan posisis demikian, sampai jam 11.00 malam. Kepalaku benr2 sudah ok, ketika sahabatku mengajak kami pulang ke Kuta.