"Mungkin, jika saya tidak sombong, saya masih berada disana sebagai seorang dokter perusahaan. Tetapi, justru inilah yang mungkin Tuhan mau. Bahwa saya harus memulainya dari nol, sampai Tuhan berkehendak ....."
Wah!
Biasanya, aku yang memberikan motivasi untuk driver2 taxol. Jika memang mereka sedang drop. Lah, malah driver perempuan ini yang memberikan motivasi aku, penumpangnya, hahahaha ......
Panjang lebar dia bercerita bahwa di Manado, banyak keluragna terpanggil menjadi pendeta. Teus, aku bertnya,
"Koq mba ga mejadi seotsnh pendeta?", kataku
"Klo saya juga  menjadi seotang pndeta, siapa donk, yang menjadi seorang dokter perusahaan? Aku seorang driver taxol, sementara semakin bantak diburukan, karena semakin orang2 mencai taxol?", jawabnya, diplomatis.
Hahaha, memang benar demikian adanya. Bahwa, keadilan Tuhan itu bukan semua orang menjadi pendeta, atau menjadi direktur, atau menjadi dokter. Karena, jika semua orang menjadi pendeta, direktr ataupun dokter, bagaimamana jika ada orang yang membutuhkan makanan, sementara tidak ada yang memasak?
Bagaimam jika orang membutuhkan rumah, sementara orang2 hanya sebagai pendeta, direktur atau hanya dokter? Sebuah keadilan Tuhan, yang mungkin tidak banyak oang berpikiran demikian.
***
Namanya, Inoy.
Seorang dokter perusahaan yang putus kontrak, karena pandemic ini, membuat dia semakim tegar dan mampu menghadapi tantangan hidup. Walau, katanya dia sering bergumul dengan keadaannya, bukan berarti dia tidak mampu apa2.