Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Haru Biru Seorang Driver Taxi Online

3 Mei 2022   11:41 Diperbarui: 3 Mei 2022   11:48 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku dan Hendra dengan buku2ku untuknya dan ayahnya ..... | Dokumentasi pribadi

Sebagai pengguna taxol sejak 6 tahun lalu, mulai akhir tahun 2016, tentu saja suka dukanya sudah aku rasakan. Dari driver taxol yang lucu dan memberikan cerita2 yang bikin aku tertawa, arau driver taxol yang jutek. Dari pelayanan yang sangat memuaskanku, sampai pelayanan yang membully dan melecehkanku, semua sudah aku rasakan.

Juga, dari driver taxol yang membantuku untuk berjalan dan membawakan barang2ku, sampai driver taxol yang bercerita mengharu biru, sampai kadangkala aku oun itu menangis .....

Suatu saat,

Seperti biasa, aku kemana2 pasti mencari taxol. Jika langgananku berhalanan untuk antar dan jemput aku, aku pasti mencari taxol lainnya. Tidak ada kata, "ga ada taxol" atau kata2 excuse lainnya, hidupku adalah taxol, hahahaha .....

Aku pulang dari bertemu dengan klienku di Senayan. Aku mencari taxol dan seorang anak muda berumur setara dengan Dennis anakku yang sulung, 26 tahun. Hendra, namanya.

Ketika aku keluar dari Senayan City tempat pertemuanku dengan klienku, aku diantar klien dan memakai kursi roda. Dan, Hendra melihat sendiri bahwa aku memakai kursi roda bukan karena aku full lumpuh, tetapi karena tubuh kananku tidak berfungsi dan Hendra dapat menebak bahwa aku adalah seorang pasca stroke.

Dari sudut mataku, aku melihat Hendra agak terpengarah dan matanya berkaca2. Dan, ketika di mobil, Hendra banyak bertanya tentang keadaanku sebagai pasca stroke, masalah2ku serta apa yang aku lakukan sebagai seseorang yang terbatas.

Hendra pun bercerita bahwa ayahnya pun seorang pasca stroke dan lumpuh kiri. Umur ayahnya adalah 52 tahun, berarti seumur dengan aku. Ayahnya terserang stroke baru 1 tahun lalu, tetapi aku saat ini tahun 2022 ini, merupakan keadaanku sebagai pasca stroke selama 12 tahun.

Ketika ada cerita seseorang yang juga mengalami serangan stroke, aku pun sangat merasakannya. Dan, biasanya rasa simpatiku langsung melonjak.

Aku memitar ke kanan tubuhku 9aku duduk di depan di mobil taxol nya), dan aku banyak bertanya tentang ayahnya yang katanya masih belum menerima dirinya sebagai pasca stroke dan merasa tidak bisa apa2.

Ayahnya sangat  terpuruk, dan Hendra pun aku melihatnya sangat terpuruk. Dia ingin "menyembuhkan" ayahnya. Dan secara emosional dia benar2 ingin membantu ayahnya. Aku banyak bertanya tentang ayahnya dan Hedra pun menjawabnya dengan terbata2.

Wajahnya terlihat emosional sekali sambil menjawab pertanya2ku, dan matanya meredup. Aku agak takut melihat respond an reaksinya, mebuat aku berhenti bertanya2 dan aku bercerita yang senang2 saja, sebagai seorang pasca stroke.

Ketika hampir sampai rumahku di bilangan Tebet dari Senayan City, aku meminta Hebdra untuk mengantarku ke teras rumahku. Biasanya, jika aku memakai kursi roda ajaibku, aku tidak meminta driver taxol untuk masuk ke teras, kecuali aku tanpa kursi roda dan aku butuh bantuan untuk aku berpegangan tangannya sampai teras rumah.

Aku meminta Hendra bukan hanya menunggu di ters rumahku, tetapi kuminta dia masuk ke rumahku untuk mengambil sebuah buku ku, yang pastinya akan menambah semangat Hendra, dan semoga juga untuk ayahnya.

Membuka box besar tempat buku2ku stock ku kusimpan, Hendra membantuku untuk membukanya. Sambil ngobrol, dia sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya dengan emosional dan matanya yang terus sembab.

Setelah ritual itu, membuka box buku, dan memberikan buku ku, ke Hendra, seketika itu juha, matanya berbinar dan berkali2 dia mengucapkan,

"Terima kasih, bu"

Sambil tubuhnya membungkuk hormat kepadaku .....

Seorang Hendar, anak muda seumur anakku Dennis, seorang driver taxol yang mengantarku dari Senayan City ke rumahku, menjadi temanku.

***

Tuhan Yesus, aku siap ENGKAU pakai, untuk melayani sesama. Walau mungkin hanya sekedar sebuah bukuku yang bercerita bagaimana aku berjuang untuk bangkit karena serangan stroke, setidaknya dari mata Hendra yang menerima buku itu, buku itu akan menjadi Berkat atas NamaNYA .....

Biarlah, buku2ku ini benar2 menjadi Berkat untuk teman2 entah dimanapun, untuk menjadi lebih semangat untuk menjalani hidup. Dimana ak sudah mengalaminya, aku tidak mau teman2 dimanapun berada juga mengalami apa yang aku sudah alami sebagai seorang pasca stroke yang berjuang ampai sekarang, untuk masa depanku yang lebih baik ......

By Christie Damayanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun