By Christie Damayanti
Sebelumnya :
Desain Batik Ibu dalam Media Sederhana Tetapi Inspirasinya Luar Biasa!
Setelah ibu dipanggil Tuhan, 19 September 2020 lalu, aku beberes barag2 ibu teruama tentang likusan2 ibu. Karena, ibu benar2 sayang kepada lukisan2 bwliau sampai beliau membuat Surat Wasiat khusus tentang lukisan.
Bahwa, kami bertiga dimnta menjaga lukisan2 ibu. Jika mau di berikan atau dijual itu untuk Kemuliaan Nama Tuhan saja. Hasilnya, untuk charity bagi pelayanan2 kita bertiga, anak2 beliau. Dan, aku berpikir lebih jauh, ahwa aku akan membuat pameran besar tentang lukisan2 ibu, setelah pandemic berakhir, sbelum dijual atau diberikan.
Selain itu, aku ingin membuat kenang2n dari lukisan2 ibu itu, sebelum "menghilang" dari hidupku karena dijual atau diberikan.
Bagaimana caranya?
Salah satunya adalah dengan men-digitalisasi-kan dalam bentuk foto dan bisa sring diabadikan di media2 sosialku dalam 1 page atau album foto. Dan, itu sudah aku lakukan. Ada page khusus untuk ibu and album foto khusus untuk lukisan2 ibu di Facebook ku.
Respon positif dan puja puji dari teman2ku tentang ini, mereka sudah tahu bahwa ibuku memang seorang pelukis. Tetapi, waktu itu aku hanya sekedar memfoto beberapa lukisan ibu saja dengan catatannya. Setelah ibu pergi,aku benar2 memfoto semua lukisan2 ibu satu demi satu, dan terhotung hampir 300 lukisan besar dan kecil! Astagaaaaaa ......
Terus, apa lagi?
Tiba2 aku tercetus ide untuk mengabadikan lukisan2 ibu ini dalam bentuk PRISMA!
Prisma? Apa itu?
Prisma adalah prangko pribadi, dan tetap bisa untuk mengirim surat, karena mempunyai harga nominal yang tertera dalam prangko itu. Kita bisa membuat prangko kita sendiri dengan foto2 kita, sendiri atau sekeompok teman2 kita dan ada yang berharga 3000 dan ada yang berharga 5000. Dan itu bisa untuk mengirim surat, sesuai dengan tujuannya.
Nahhhhh .....
Ini adalah bentuk pengharganku untuk ibu dan lukisan2 beliau. Pertama kali, aku membuat Prisma dari lukisan2 Batik ibu. Semuanya ada 24 jenis Batik dan aku buat Prisma dengan cara saling silang.
Begitu aku posting di media sosialku, respon teman2 ku luar basa! Mereka bayak meminta an membelinya! Aku dengan senang hati, karena itu benar2 untuk dan bisa memperluas lukisan2 ibu dikalangan teman2ku! Penjualannya pun, sesuai harga nominal + sedikit untuk ongkosnya.
Mungkin, ada sekitar 6 bulan setelah ini, aku disibukkan tentang Prisma lukisan Batik2 ibu, yang membuat aku excited dan sedikit melupakan kesedihan ditinggal ibu ......
Lukisan Batik2 ibu dalam bentuk Prisma, aku bagi 2 cara. Yang pertama, aku membuat Prisma lukisan Batik ibu dari Pos Bali, sehingga ada desain Bali nya. Karena, adikku memang tinggal di Bali, dan yang membantuku untuk ini adalah temanku yang waktu itu tinggal di Bali, mba Herly Milano .....
Ini desain Prima untuk ke-24 lukisan Batik2 ibu :
Â
Cantik sekali, kan? Karena yang desain adalah Pos Bali, aku tidak bsa menjualnya. Sehingga, aku membuat Prisma dengan desain Jakarta untuk luisan2 Batik ibu. Dan, itu aku bisa menjualnya ketika banyak yang memesan ulang. Toh, yang desain Pos Jakarta, dan mudah untuk aku ......
Dan, ini adalah Prisma desain Jakarta untuk lukisan2 Batik ibu :
Inilah detail lukisan Batik ibu dalam Prisma :
Menarik, bukan?
Saat itu, saat aku sebenarnya sangat terpuruk ketika ibu dipanggil Tuhan,
Saat aku benar2 membutuhkan dukungan ibu,
Saat anak2ku keduanya sudah mandiri dan sibuk dengan mimpi2 mereka, dan
Saat2 pandem dimana ibu lah yang bisa menemaniku serta saling membantu karena kami berdua memang harus saling membantu (aku yang terbatas dan ibu yang sudah renta),
Aku disibukkan enan ini sehingga aku sedikit melupakan ditinggal ibu. Dan, karya2 lukisan ibu menjadi berkat. Minimal utukku sendiri sebabi satu2nya ptri ibu dan bapakku, dan bisa memberikan berkat yang mendalam tentang kehidupan ibu yang saat itu sudah renta tetapi membutat karya yang luar biasa, tentang sebuah semangat hidup!
Dan, untukku sendiri, aku menerima sebuah semangat yang luar biasa bahwa diakhir2 kehidupan ibu yang dipanggil Tuhan berumur 78 tahun, tetapi beliau memberi aku energy positif yang bisa membuat aku tetap tegar, walau akhirnya aku benar2 hanya sendirinya ......
Terima kasih, ibu tersayang ......
Tunggu aku disana, bersama Tuhan Yesus dan bapak, ya ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H