Akhirnya, dengan susah payah dan perlahan aku bergerak berjalan tertatih2 mendatangi taxol itu, yang sialnya hanya mau berhenti saja di tengah2 jalan! Gila! Ya, sudah!
Aku duduk di bangku belakang, dank u sapa, "Selamat pagi", yang tidak terjawab, malahan dia membesarkan radionya yang menutar lagu dang-dut! Dan, aku tetap bersabar walau hatiku sudah melonjak naik! Aku bodoh, jika aku marah membabi buta! Lihat saja, ancamku!
Begitu sampai salon yang hanya berjarak sekitar 300 meter serta berdirasi sekitar 7 menit saja, aku minta si driver mendekatkan taxolnya ke parkian salon, dan dia tidak bergeming lagi. Hanya mau berhenti di jalan raya.
Dan, ketika aku meminta bantuannya untuk aku berpegangan tangannya ke pintu salon, dia tidak mau dan memanggil tukang parkir untuk membantuku, padahal si tukang parkir sedang makan pagi di ujung sana ......
Emosiku sudah di ubun2 tapi aku tetap diam, dan aku masuk ke salon. Setela aku siap di rapihkan rampuitku, aku buka hpku dan memberi bintang 1 untuk si driver songong dengan komplenan yang panjang lebar!
Aku menuliskan ke emailnya, kepada pak Dika salah satu manaemen Grab, yang selali menyelesaikan masalah2ku dengan driver2 Grab. Setelah itu, aku hanya menunggu saja ......
***
Sekelumit masalahku dengn taxol, memang terus menghadangku. Masalah driver2 yang cancel, aku bertanya dengan beberapa teman driver taxol yang bersahabat dengan ku, dan mereka menjawab demikian :
"Mengenai cancel, karena jarak antar, terlalu dekat. Setelah saya baca2 di FB Grab :
- Karena potongan/komisi driver yang besar.
- Tarif per-km, sekarang murah.
Jadi, sebagian besar driver, pilih2 orderan. Istilah mereka "sortir orderan".
Hmmmmmm ...... speechles deh ....