Belum lagi, sisa2 makanan yang dimakan di mobil, seringkal aku melihatnya di gantung2 di depan, yang menyebarkan bau amis, bau sisa2 makanan! Benar2 bau amis!
Pertama kali masuk taxi online dengan driver perempuan, kupikir mobilnya rapih dan wangi, penuh dengan pernak pernik perempuan. Minimal, letakkan saja pewangi uangan di mobil, sehingga mobil tercium bau wangi, kan?
Dan, setelah aku analisa, sepertinya driver perempuan sangat pelit untuk mengelarkan uang mereka. Bahkan, untuk mobil mereka, yang seharunya adalah asset mereka untuk mencari uang, mereka abaikan. Karena uangnya mereka tabung untuk keluarga.
Sebenarnya, tidak salah, sih! Tetapi, ya yang wajar saja, asset berharga tetapi diabaikan .....
Ternyata, semuanya berkebalikan! Setiap aku mendapat driver taxi online perempuan, kenyataannya mobilnya jorok, bau amis, banyak buntelan2 yang tidak jelas dan sama2 tercium bau baju yang tidak dicuci berhari2 .....
Belum lagi, aku pernah mendapatkan driver perempuan itu, sambil mengunyah perlahan dengan tangannya yang berminyak memegang setir! Astaga! Jorok sekali!
Juga tentang dandanannya. Aku bukan menilai orang dari dandanannya, tetapi seharusnyalah semua orang minimal harus rapih, walau mungkin bajunya jelek. Dandanan adalah mencerminkan seseorang itu. Dan, driver perempuan, justru berdandan kummel, bajunya sembarangan, rambutnya jika tidak memakau hijab, diuntel2 tidak karuan!
Yang paling menyolok adalah, driver perempuan itu selama yang menjemput atau mengantar aku, mereka sangat jutek dan judes! Bahkan, beberapa dari mereka sama sekali tidak menyapa bahkan membalas sapaanku saja, tidak dilakukannya, dan tanpa menoleh ke aku di belakang.
Senyum?Â
Sepertinya, senyum mereka mahal sekali, dan mereka seolh2 berada di dunianya sendiri. Mereka hanya menyetir saja. Begitu sampai di depanku misalnya, mereka tidak menengok, tanpa sapaan, dan ketika aku duduk di belakang, meeka langsung menyetir terus dan tanpa suara, walau aku mulai mencoba menyapa ......
Itu sebagian besar, yang aku mendapatkannya. Sebagian lagi, mereka bisa tersenym dan tertawa, tetapi kata2 dan ceritanya, seperti bukan dari hatinya, sehingga aku merasa segan utuk meneruskan mengobrol dengan mereka, entah mengapa ......