Setelah aku mengibaskan tananku tanda "terserah deh, Didiet atau bukan", si river taxi onine itu akhirnya membantu angkat kursi roda ajaibku ke bagasi, dan aku naik di kursi belakang, karena belum boleh duduk di kursi depan.
Seperti biasa juga, aku mulai membuka percakanan dengan bertanya banyak tentang si driver itu. Karena aku sangat penasan, mengapa mirip sekali dengan Didiet, sahabatku!
Ternyataaaa .......
Si driver taxi online itu, konyolnya sama dengan Didiet. Ngoceh ngalor ngidul, cerita tentang "the power of emak2", membuat kita tertawa tidak habis2, sampai aku benar2 guling2 membungkuk karena perutku geli, sementara Didiet memberhentikan mobilnya dulu, karena dia pun terbungkuk2 tertawa ......
Dia bercerita, bagaimana emak2 di tempat tinggalnya, "mengusir" debt collector tetangganya, atau ngotot nawar harga sayur Cuma 200 perak! Atau juga ngotot bayar gunting rambut anaknya Cuma 1000 perak, sampai emak2 ditempat tinggalnya membawa pentungan ketika seseorang  tidak mau pergi, padahal yang dicari tidak ada ......
Akhirnya, kelewatanlah rumah sakit nya cukup jauh! Harusnya, dari jalan Matraman, belok kiri ke Jala Raden Saleh, tapi kebablasan sampai Pasar Senen, dan harus muter di kolong jembatan layang Pasar Senen, hahaha .....Â
Sampai rumah sakit dan berhenti di lobby utama, trus dia bantu aku tentang kursi roda ajaibku dan kuminta ijin foto dia untuk bukti bahwa si drver taxi online ini benar2 mirip dengan DidietÂ
Diiiettttt .....
Mirip kamu, kan? Error nya pun, mirip kamu, dan peduli nya pun (terhadap aku), juga mirip kamu, hahahahahaha ......Â
Namanya mas Dono,
Rumahnya di Bogor, tapi dia ngekos di Lapangan Roos, sekitar Cuma 1 km dari rumahku. Berarti, aku bisa minta tolong, jika kepepet ... dan seperti biasa, aku pun meminta nomor telponnya, karena aku bisa minta bantuan jika kepepet ......