By Christie Damayanti
Saat awal pandemic, awal tahun 2020,
Virus Corona memang bikin dunia panik! Warga negara asing di China sudah panik untuk segera keluar, takut terserang virus ini. Semua panik, dunia panik. Evakuasi terjadi disana, untuk mereka pulang ke negara masing2. Sampai sekarang, entah sampai kapan .....
Aku ingat, waktu aku di evakuasi ketika setelah 2 minggu aku dirawat disebuah rumah sakit di San Francisco, karena serangan stroke, yang membuat tubuh kananku lumpuh, tahun 2010
Proses evakuasi itu tidak sebentar. Namanya juga aku terserang stroke berat, "heavy stroke" di Amerika. Ketakutan2 terus melanda keluargaku. Dan, bagaimana biayanya? Sakit di Amerika? Berapa lama di rumah sakit?? Hah !!!
Aku sih ga takut, soalnya otakku sedang error, hihihi ...Â
Otakku masih sangat lemah, tidak bisa terbang tinggi apalagi dalam waktu lama. San Francisco - Jakarta memakan waktu lebih dari 24 jam, dengan transit di sebuah Negara, tergantung menggunakan maskapai penerbangan Negara mana!
Rumah sakit itu bertanggung jawab untuk mengantarku ke Jakarta, melalui seorang bruder (suster lelaki) dari Alaska, dimana disana ada sebuah lembaga yang memang menyediakan bruder2 untuk antar jemput pasien2 dari/ke seluruh dunia. Tentunya, dengan biaya yang tidak sedikit!
Waaaa, biayanya dari mana?Â
Sedangkan, dana sakitku belum tentu terbayar. Bayangkan, terserang stroke berat, 2 minggu di rawat, 4 hari di ICU, lebih dari 1M! Trus, bagaimana untuk bruder itu? Bagaimana evakuasinya, dengan pesawat yang bisa aku terus berbaring???