Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Saya Ga Mau Antar, Ya! Cancel Aja!", Sangat Diskriminatif Melihatku dengan Kursi Roda!

23 September 2021   14:08 Diperbarui: 23 September 2021   15:01 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.nasional.kontan.co.id 

By Christie Damayanti

Grab!

Tidak ada yang tidak tahu, di Jakarta, tentang salah satu fasilitas ngkutan umum swata ini. Dan, untukku sendri Grab adalah kendaraanku setiap hati setiap saat kemanapun di sekitaran Jakarta, sejak sekitar 5 tahun lalu, ketika supir setiaku yang bekerja denganku sejak 20 tahun lalu, dipanggil Tuhan.

Grab menumbuhkan sebuah kepercayaan dan persahabatan, antara aku dengan driver2nya. Jika kita ngobrol dengan mereka kemanapun aku pergi, aku selalu bertanya,"Dimana rumah bapak?"

Jika dekat dengan rumahku, aku pasti minta nomor telpnya, supaya kita bisa berteman bahkan bersahabat, dan jika aku memerlukan bantuan segera dengan keadaanku, mereka siap membantu.

Dan, pada kenyataannya, aku berteman dan bersahabat dengan banyak driver2 Grab. Bahkan ada yang selalu antar jemput aku dari rumah ke kantor dan pulang sore, dengan pertemananku dengan driver2 Grab .....

Tetapi, kentaannya juga, 1 atau 2 orang driver pun "bermasalah denanku, berhubungan dengan pelayanan2 mereka sebaagi driver, yang mereka bekerja dalam dunia jasa dan pelayanan. Tapi, nantilah aku akan menuliskan bangayk suka duka ku sebagai pelanggan Grab yang berhubungan dengan driver2ya.

Grab Holdings Inc., umumnya dikenal sebagai Grab, adalah perusahaan multinasional Singapura yang berkantor pusat di Singapura. Selain transportasi, perusahaan menawarkan layanan pengiriman makanan dan pembayaran digital melalui aplikasi seluler.

Dimulai pada tahun 2012 sebagai aplikasi MyTeksi yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tahun berikutnya diperluas sebagai GrabTaxi. Sejak itu diperluas ke layanan lain, mengikuti model "aplikasi super". Pada tahun 2014, ia memindahkan kantor pusatnya ke Singapura dan mengganti namanya menjadi hanya Grab. Wikipedia.

Perusahaan ini pasti mencari pekerja2 driver untuk armadanya dan mengedukasi pengemudi  tentang penggunaan smartphone dan aplikasi seluler mereka Selain kota2 besar, Grab juga mencoba menembus pasar kota2 kecil.

Aku tidak akan menuliskan banyak tentang Grab, tetapi yang aku mau tuliskan saat ini adalh seorang driver Grab sangat DISKRIMINATIF dan menolak dengan terang2an untuk mengantarku ke tempat tujuan.

***

Sebelum bicara tentan driver yang DISKRIMINATIF, beberapa hari sebelumnya aku mengalamu kekecewaan besar dengan driver Grab, ketika hari Jumat tanggal 17 September 2021 aku mendapatkan Grab dari Kota Kasablanka ke rumahku di Tebet.

Dia naik Toyota Calya, dan ketika bagasi dibuka, ternyata banyak sekali barang2 pribadi driver. Aku bertanya,

"Ga bisa ya psk? Penuh barang"

"Bisa koq bu. Saya bereskan barang2 saya", jawab si driver.

Sebagian barangnya di masukkan di bagasi tetapi di sisi kiri, sedangkan jok belakangnya bisa dibuka bagian, sehingga diharapkan kursi roda ajaibku bisa masuk ke 2/2 bagian jok belakang.

Aku sendiri sebagai seorang arsitek yang peka dengan ukuran2, melihat bahwa kursi roda ajaibku tidak muat dalam bagian. Benar saja, ketika kursi roda ajaibku diangkat, kurang sekitar 6 cm untuk bisa muat, dan aku langsung berteriak,

"Jangan dipaksa!"

.Tetapi, si driver memaksa kursi roda ajaibku masuk, dan benar saja, ada suara "krak!"

Duh, aku langsung marah karena tempat minumku dari plastic modifikasiku, patah! Tetapi, si driver sepertinya tidak peduli. Berharap dia bisa mengantarku pulang dan tidak peduli denganbrang2ku!

Karena setelah itu, si driver mendorong jok tengah dimana barang2 belanjaanku sudah dimasukkan ke bagian tengah mobil, dan ternyata sampai rumah aku mendapatkan sebuah mainan untuk ulang tahun Snowy kelinci putih cantikku, pun patah!

Aku berteriak2 terus, "Jangan dipaksa! Jangang dipaksa! Jangan dipaksa!".

Berkali2 dan semakin tinggi teriakkanku sampai beberapa petugas security Mall Kota Kasablanka mendatangiku dan pengunjung disekitarku pun mendatangiku!

Kyrsi roda ajaibku pun, diturunkan lagi karena tidak muat. Dan si draver pun tetap mau mencoba lagi, tetapi ku meelarang dan berteriak keras sekali sampai petugas security meminta Grab pergi! Dan, si driver tanpa meminta maaf, langsung pergi. Untung aku sempat memfoto plat nomornya yang akhornya untuk pelaporan.

Sudah gitu saja?

Belum!

Sampai rumah ak lapor Grab Office lwat aplikasi, dan dibalas lewat email. Grab menelponku dan meminta maaf. Karena ternyata, kursi roda ajaibku remotenya miring yang membuat kabel2 rusak, sehingga aku harus membeli remote baru, berharga 5 juta.

Tetapi, aku tahu Grab tidak salah. Yang salah adalah driver. Tetapi jika aku mknta ganti driver, memangnya bisa? Memangnya mau?

Sehingga, dengan menekan kedongkolan, aku bebaskan mereka tetapi berharap Grab bisa mengedukasi driver. Bukan hanya membaca aplikasi dan mengantar tamu2 sasja, tetapi lebih kepada kepedulian pelayanan kepada pelanggan.

Karena, mereka belerja di bilang jasa dan pelayana, sehingga hasil dari sector ini adalah pelayanan yang terbaik bagi masyarakat!

Hari minggu tanggal 19 September 2021, si driver mengetok pagar ruahku. Pagi2 aku tidak mengenali dia dan aku tdak mau keluar dari rumah. Siangnya pun demikian, sampai sorenya aku sedang diluar untuk menyirm tanaman si driver datang dan bertemu dengan ku.

Tanpa aku membukakan pintu pagar, kami berdialog dengan terhalang pagar.

Intonya, dia minta kebijakkanku untuk memaafkan dan membuka suspend yang diberikan dari Grab kepada drier.

Aku katakana,

"Saya tidak menuntut bapak dan Grab. Bapak mau bayar 5 juta? Tidak, kan? Jadi,silahkan bapak berhubungan dengan Gab sendiri karena sudah saya serahkan kebijakkan kepada Grab. Jangan kesaya lagi!"

Sudah?

Tidak tahu! Dan, aku tidak mau tahu lagi .....

Case closed, ketika aku melapor lagi pada Grab bahwa si driver mendatangi rumahku. Aku agak takut jika dia membalaskan dan mencelakai aku. Ah ... suberserah pada Tuhan saja .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

***

Kasus kedua yang tidak kalah menyebalkan adalah, pada hari Rabu 22 September 2021 lalu, jam 8.30 aku dijemput Grab karena aku akan meeting dengan beberapa teman berhubungan dengan kegiatan2 disabilitas.

Di driver Grab datang menghampiriku, dan berhenti di depanku setelah aku melambaikan tanganku tanda itu adalah pesananku.

Si druver walau memakai masker, wajahya sangat terlihat muda dan segar, mungkin seumur anakku sekitar pertengahan 20an. Dan, terlihat educated. Mungkin, mahasiswa sambil bekerja. Aku melihatnya ketika dia membuka kaca mobilnya.

Dia bertanya, "Tidak ada yang mengantar? Lalu nanti siapa yang naik turunkan kursi roda?"

Kujawab dengan gusar, "Ya aku sendiri karena aku memang tidak ada pengantar"

"Saya ga mau antar, ya! Cancel saja", kataya dan langsung menutup jendela dan mobil pergi perlahan.

Aku bengong sesaat! Astaga!

Tidak ada basa basi, tidak ada kata permintaan maaf, dia pergi begitu saja!

Paling tidak, dia melihat aku seorang yang harus dihormati, dia mungkin seumur anakku, minimal dia membuka pintu dan turun, basa basi minta maaf jika keberatan mengantarku, mungkin aku bisa mengerti.

Tetapi, yang ada dia dengan songong nya dan dengan pongahnya, melakukan kepadake seperti itu!

Aku langsung meluap marah!!!

Untung, aku bukan preman lagi! Jika aku masih seperti dulu, aku akan kejar dan hantam dia! Dan, akan langsung kubawa ke kantor Grab untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya kepadaku!

Aku ini adalah seorang disabilitaa, mandiri dan ridak mau dikasihani. Aku juga adalah seorang pejuang disabilitas, untuk masyarakat semakin peduli tentang keberadaan disabilitas dan mau dengan baik, membantunya!

Aku tidk ingin dikasihani, tetapi ku tidak mau juga dilecehkan!

Aku ingat dengan baik, betapa si driver songong itu melecehkan aku melalui tatapan matanya, dan benar2 tidak mau mengantarku ke tujuanku!

Itu tindakan DISKRIMINATIF! Bear2 tibdakan yang tidak seharusnya dilakukan seorang driver Grab!!!!

Kurang ajar sekali! 

Dan, dengan murka aku landing hubungi Grab untuk mencerotakannya. Dengan tulisan2 di aplikasi dan dengan kata2 ketika Grab menelponku!

Tetapi kasusku yang ini, Grab tidak meresponku dengan cepat, bahkan hari ini sama sekali tidak ada respon dari beberapa kali emailku, dimana di kasus sebelumnya, Grab cepat sekali merespom dan aku cukup puas dengan jawaban2nya.

dokpri
dokpri

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Sehingga, aku memutuskan untuk menuliskannya disini, karena kasus ini sungguh berbeda!

Ini adalah kasus DISKRIMINATIF, dimana aku seorng disabilitas pemakai kursi roda, driver Grab menolsk mengantarku tanpa alasan yang jelas!

Dari kata2nya sih, dia keberatan untuk menaik turunkan kursi rodaku, tetapi mengapa?

Apakah si draiver terlal malas untuk bergerak?

Apakah si dravier tidak mampu mengantar kursi roda>

Atau, apakah si driver terlalu tinggi hati dan sombong untuk menolong?

Entahlah!

Tetapi, yang jelas kasus ini masih terbuka. Beum selesai dan aku akan terus memperjuangkan aku sebagai disabilitas yang dilecehkan oleh seorang supir Grab muda yang sombong, songong dan DISKIMINATIF 

Aku akan sebarluaskan tulisan ini, bahkan sapai seluruh dunia. Bahwa, tidak semestinya Grab dengan perusahaannya yang sudah sangatbaik dikenal masyarakat dunia, mempunyai driver2 yang sangat memalukan, serta tidak mampu mempuyai pemikiran dan hati yang mau peduli ......

Grab,

Sayang sekali .....

Aku menunggu respon dari Grab Officer tentang ksus kedua ini....

Terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun