***
Sebenarnya, apa yang salah dengan disabilitas, sih?
Ketika kita hidup berdampingan dengan damai, kan lebih enak?
Toh, jika mau dilihat secara kasat mata, disabilitas "tidak akan melebihi" yang non-disabilitas?
Masing2 individu punya talenta. Tidak semua individu mau sadar bahwa talenta itulah yang akan "membedakan", bukan sekedar iri.
Ketika non-disabiitas punya talenta jadi chef luar biasa, dan disabilitas puya talenta untuk jadi berolahraga, kan enak jika mereka hidup berdampingan? Masing2 menghormati, dan masing2 menjaga untuk mereka saling menolong.
Masalah dimulai ketika, misalnya si chef merasa pendapatannya jauh lebih rendah dibanding si atlet disabilitas, karena chef bekerja di restoran kecil, dan si atlet disabilitas banyak memenangkan pertandingan2.
Mulailah sichaef membadingkan dan iri sampai akhirnya menjelek2an dan membully di atlet disabilitas. Dan, masalah buly membully akan menular sehingga si atlet menjadi bulan2an.
Yang semestinya di gaji, tetapi dipotong dengan alasan2 yang tidak masuk akal, seperti artikel diatas. Padahal jika mau pakai akal sehat, I chef carilah pelerjaan di restpran yang lebih besar atau berwiraswastalah.
Yang terpenting semuanya adalah, BERKARYA dan BERPRESTASI. Masyarakat akan melihatnya, koq! Bukan hanya iri, dengki dan membully!