Tetapi, tidak aku pikirkan, mengapa aku tidak memberikan nomor telpku saja kepada dia, ya? Aku menyesal.
Hahahaha ....
Ketika dia kalang kabut membantuku ketika kereta shinkansenku harus berangkat jam 7.00 pagi ke Osaka. Tetapi, Stasiun Funabashi Hoten, baru bukan jam 6.30 pagi, padahal naik kereta dari Funabashi Hoten ke Stasiun Tokyo tempat pemberangkatan shinkansen ke Osaka sekitar 1 jam.
Berarti, aku harus berangkat dari Stasiun Funabashi Hoten jam 5.30 paling lambat!
Suzuki kalang kabut menghubungi semuanya, agak aku tidak ditinggal shinkansen. Dia berlari2 jam 5.20 sampai stasiun Funabashi Hoten, dan sambil masih ngos2an, dia harus banyak telp untuk membantuku segera jam 7.00 aku sampai ke Stasiun Tokyo .....
Luar biasa perjuangannya, membantuku terakhir saat itu. Beberapa hari sebelum aku harus pulang ke Jakarta.
Sekarang, aku kangen ngobrol denannya dengagn bahasa Inggrisnya yang belepotan.
Nanti, klo aku sudah bisa terbang lagi ke Jepang, dan tinggal di Funabashi Hoten, aku berharap dia tetap masih bekerja di stasiun.
Aku akan membawakan oleh2 dari Jakarta untuknya, dan aku pun akan memberikan nomor telp ku kepadanya. Lumayan kan, mempunyai teman Jepang asli, menjadin slahturahmi antar 2 negara, menyaksikan hubungan saling menghormati dan saling menghargai......
Takeaki Suzuki, apa kabarmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H