Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kata "Belas Kasihan" Tetap Melekat pada Disabilitas, Walau Mereka Mampu!

31 Agustus 2021   20:52 Diperbarui: 31 Agustus 2021   21:24 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.ausleisure.com.au 

Adalah kenyataan, bahwa Paralimpiade yang berjalan sertiap setelah Olimpiade (atau even2 internasional lainnya), kurang diminakti oleh masyarakat dunia. 

Terbukti dengan tidak terlalu antusiasnya masyarakat dunia dengan tidak menyiarkan siaran2 langsung dibandingkan even Olimpiade sebelumnya.(atau even2 internasional lainnya).

Kurangnya pengakuan ublic, penghargaan, peluang dan perhatian media yang tidak diberikan kepada olahraga ini.

***

Hambatan utama untuk inklusi dalam olahraga adalah sikap masyarakat terhadap individu penyandang cacat karena adanya pengelompokan masyarakat dan stigma2, sesalahpahaman umum bahwa penyandang cacat tidak dapat melakukan olahraga serta keterbatasan fisik, psikologis dan sosiologis.

Tetapi, Paralimpiade terjadi.

Berarti ada peningkatan visibilitas dan adanya peningkatan kepedulian masyarakat dunia, serta terjai peningkatan jumlah disabilitas dunia, dan dibarengi oleh peningkatan tingkat social dan tingkat pendidikan kaum disabilitas.

Tetapi, sayang sekali .....

Walaupun ada peningkatan dalam segala hal sehingga Paralimpiade terselenggara, rasa "belas kasihan" itu tetap ada. Dengan fisik yang tidak sempurna, ketika masyarakat melihat mereka, pasti tercetus tentang rasa kasihan melihat disablitas.

Diskriminasi di masa lalu, sekarang ini memang telah berkurang sedemikian besar. Namun, tantangan besar masih dihadapi olahraga ini.

Persepsi penyandang disabilitas harus diubah agar tidak memandang diri mereka sebagai anggota masyarakat yang lebih rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun