Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Paralimpiade Mengajak Dunia untuk Mensetarakan Disabilitas dalam Inklusi, Bukan Memanjakan!

27 Agustus 2021   19:32 Diperbarui: 27 Agustus 2021   19:57 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.wheelchair.travel.org

By Christie Damayanti

Keberadaan Paalimpiade Tokyo 2020 sekarang ini, merupakan sebuah "kampanye" yang unik, yang menyatukan banyak organisasi berjenis2 disabilitas dan hak asasi manusia internasional dibawah panji "unity for diversity", sebuah kesatuan untuk keberagaman.

Tujuannya jelas, yaitu menuju tujuan bersama untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif untuk disabilitas, dan tanpa diskriminasi.

Even akbar disabilitas ini dilakukan untuk menghormati kepentingagn bersama dari populasi global dunia dalam disabilitas (referensi yang aku baca, 15% dari populasi dunia adalah disabilitas).

Apa yang tampak istimewa dari "gerakan khusus" atau Paralimpiade Tokyo 2020 ini adalah  ambisinya untuk meningkatkan kekuatan dalam jumlah dan "menggembleng" banyak organisasi yang berbeda untuk berbicara tentang inklusi disabilitas dengan satu suara, yaitu olahraga.

Sebuah kolaborasi yang tidak ada duanya, untuk menyatukan konsep2 yang tersebar, sebelumnya.

Memanfaatkan kekuatan olahraga untuk menangkap imajinasi publik yang lebih luas, kampanye ini bertujuan, selama periode sepuluh tahun, untuk meningkatkan visibilitas penyandang disabilitas di masyarakat dan menantang banyak stigma terkait dan praktik diskriminatif yang dihadapi mereka setiap hari. .

Stigma2 dunia ini, memang banyak membuat banyak penyandang disabilitas menjadi drop dan terpuruk, sehingga dunia pun mengambil inisiatif untuk menyatukan rasa dan karsa menjadi Paralimpiade.

Untuk mencapai hal ini, para pemimpin kampanye akan bekerja dengan tekun bersama pemerintah dan bisnis untuk mempromosikan aksesibilitas dan mencegah, seperti yang sering terjadi, penyandang disabilitas dikesampingkan demi kelompok terpinggirkan lainnya dari seluruh spektrum keragaman.

Ini suatu yang sangat serius! Bagaimana dunia mau bersatu, ketika 15% penduduk dunia masih sangat terpuruk, sementara 85% lainnya, justru yang membuat itu terjadi.

Dunia berusaha untuk mendorong pesan intinya di tengah badai yang ganas yang telah mengakibatkan tahun 2021 menjadi momen penting dalam sejarah gerakan disabilitas global.

Paralimpiade2 sebelumnya, memang sepertinya memiliki kekuatan yang cukup untuk mempengaruhi opini public secara langsung, bahwa Paralimpiade bisa membantu mengatasi sikap negative terhadap disabilitas.

Namun, dalam masa pandemic saat ini, membuat penyandang disabilitas di selruh dunia, semakin terpuruk tentang kesehatan dan penghidupan mereka secara ekonomi. Semakin tidak adanya kesempatan kerja bagi disabiliras.

Tujuan Paralimpiade sekarang ini  adalah untuk mengaitkan momentum ini dengan lebih jelas dan sengaja ke agenda hak asasi manusia yang lebih luas yang ditetapkan dalam Konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas.

Dengan menyatukan beberapa organisasi internasional terkemuka dan 15% penyandang disabilitas di dunia di belakang satu gerakan bersama, mereka sendiri yang akan membuat perbedaan yang nyata, dan akan menginspirasi dunia

Dalam banyak hal, kampanye ini membawa Paralimpiade kembali ke akarnya sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar perayaan olahraga.

Dan, salah satu cara untuk mengintegrasikan kembali penyandang disabilitas dunia sekarang ini, untuk kembali ke masyarakat, adalah olahraga.

Secara kenyataannya, sebenarnya penyandang disabilitas dari jenis apapun, "tidak ada istimewanya". Mereka dalam kehidupan yang sama dengan non-disabilitas. Mereka bisa melakukan yang sama, koq! Tidak ada yang istimewa .....

Bedanya adalah bahwa meerka "berbeda" untuk meraih semua mimpi, dengan cara2 yang unik, dan benar2 sangat berbeda!

Mereka ingin menyampaikan bahwa seringkali, penyandang disabilitas tidak seunik yang dibayangkan orang, tetapi mereka hanya "manusia yang luar biasa!".

Sekarang ini, penyandang disabilitas itu ada dimana2 diseluruh dunia. Dan semakin banyak, dengan banaknya penyakit, kecelakaan bahkan perang. Manusia2 cacat dari yang terlahir memang cacat, atau "cacat baru".

Penyandang disabilitas perlu menjadi bagian dari diskusi sepanjang tahun, tidak hanya selama dua minggu setiap empat tahun hanya untuk Paralimpiade saja, tetapi harus diaktifkan untuk diskusi2 lebih lanjut untuk peranan mereka bagi dunia inklusi yang lebih baik.

***

Saat Paralimpiade dimulai, upaya Jepang untuk meningkatkan aksesibilitas dan inklusi menjadi sorotan, dengan banyak pihak berpendapat masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Sekitar 4.403 atlet penyandang disabilitas akan bertanding di Tokyo padapertandingan2 stlet2 disabilitas terbesar di dunia itu. Dan, ini adalah tempat untuk sejarah olahraga, tetapi juga penyelenggara acara mengatakan dapat mengubah sikap terhadap penyandang cacat.

Mereka melakukan hal2 hebat tetapi mereka bukan manusia super. Mereka juga bukan manusia hebat, seperti yang aku katakana diatas. Mereka tetap manusia biasa, tetapi mereka mampu melakukannya dengan cara mereka sendiri, yang berbeda.

Semain banyak kemajuan dalam infrastruktur bebas hambatan di Jepang, dengan menyebut aksesibilitas penting baik bagi penyandang disabilitas tetapi juga populasi lansia yang besar di negara itu.

Selama 4 tahun terakhir ketika Jepang terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade tahun 2020 ini, Jepang benar2 berbenah.

Penambahan2 asesibilitas dimana2, termasuk banyak hotel baru dengan lebih dari 50 kamar juga diharuskan membuat setidaknya satu dari setiap 100 kamar berakses tanpa hambatan. Dan, Jepang benar2 siap untuk menjadi tuan rumah Paralimpiade.

Tetapi pada kenyataannya bahwa aksesibilitas itu tidak sama dengan inklusi.

Bukan hanya di Jepang saja sebenarnya, bahwa inklusi itu benar2 terlihat "baru" di dunia.

Banyak neara memang "ramah disabilitas", tetapi justru negara2 tersebut memperlakuka disabilitas itu sebagai "orang yang membutuhkan bantuan", BUKAN ORANG YANG DISETARAKAN SAMA DENGAN YANG LAIN.

Mereka memang membantu disabilitas, sangat membantu, tetapi justru membuat disabilitas menjadi MANJA.

www.euansguide.com
www.euansguide.com

www.wheelchair.travel.org
www.wheelchair.travel.org

Foto pertama, ini benar2 yang disetarakan. Kursi roda benar2 berada di antara penonton di stadion ini, tanps ada tempat khusus. Ini benar2 inklusi ....

Foto kedua, di stadion ini, tempat kuri roda dikhususnya, tanpa harus berdesak2an dengan penonton lainnya, karena ada ruang atau area khusus untuk kusi roda. Memang nyaman, tetapi tidak inklusi .....

 Kenyataan2 tersebut, jelas menyatakan bahwa perjuangan disabilitas dunia itu masih sangat jauh untuk mendapatkan stigma2 positif tanpa harus ada diskriminsi, baik yang positif (yang menganggap bahwa disabilitas itu harus dibantu, bukan inklusi) apalagi yang negative

Paralimpiade adalah kesempatan yang sangat baik untuk mengubah pemikiran masyarakat tentang disabilitas.

Dan, di Paralimpiade itu sendiri akan terlihat para atlet disabilitas itu beraksi. Walau, mungkin tidak terjadi dengan cepat, Semua butuh proses. Tetapi, aku sebdiri sangat percaya, bahwa akan terjadi perubahan.

Perubahan2 yang sedemikian baik, akan terjai. Sehingga, lambat laun disabilitas dunia pun bukan dianggap "harus dibantu", tetai setara dengan masyarakat dunia, dengan cara yang berbeda .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun