Dengan disabilitas2 yang terus bertambah, justru seharunya para pemangku jabatan di seluruh dunia, semakin  menyebarkan rasa kepedulian serta membangun fasilitas2 fungsi disabilitas.
Hak2 disabilitas dan gerakan hidup mandiri telah mempercepat transmisi budaya kita.
Reaksi emosional dan keyakinan kita mengenai issue2 disabilitasdan segala sesuatu yang "istimewa" menjadi universal. Bukan hanya karena pertukaran informasi kita yang lebih banyak, tetapi juga karena transmisi nilai-nilai kita tentang kehidupan penyandang disabilitas.
***
Mungkin "budaya" bukanlah istilah yang tepat untuk sekumpulan elemen yang berasal dari campuran perbedaan yang melekat, perlakuan sosial dan fakta.
Tetapi istilah apa yang lebih baik untuk kumpulan pandangan dan ekspresi umum yang semakin mencirikan penyandang disabilitas di seluruh dunia?
Dalam waktu kurang dari satu decade (minimal selama aku menjadi seorang disabilitas, karena serangan stroke tahun 2010 lalu di San Francisco), "budaya disabilitas" telah menjadi istilah populer di kalangan masyarakat kita baik aktivis atau tidak, tua atau muda, terpelajar atau tidak berpendidikan.
Aku sendiri, terus belajar tentang kehidupan mejadi seorang disabilitas, yang membuataku dan teman2 disabilitas iu unik, tetapi menegaskan kemanusiaan kita bersama.
Aku menolak menyembunyikan perbedaan kita. Tetapi, justru sebaiknya aku mengeksplorasi, mengembangkan dan "merayakan" keunikan kami dan menawarkan inspirasi bagi dunia .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H