Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan "diskriminasi?"
"Diskriminasi" dalam arsitektur adalah, menggambarkan sebagai "kegagalan merancang dan membangun fasilitas yang mudah diakses dan digunakan oleh individu penyandang disabilitas."Â
Argumennya adalah bahwa tanggung jawab harus diperluas ke arsitek karena, sebagai perancang, arsitek memiliki kontrol lebih besar atas fungsi desain dan konstruksi daripada pemilik, operator, penyewa, atau pemberi sewa.
Tanggung jawab atas "kegagalan merancang dan membangun", bangunan yang sesuai harus sejajar dengan ketentuan2 yang ditetapkan dalam aturan umum, yaitu: pemilik, operator, penyewa, dan penyewa akomodasi umum atau fasilitas komersial.Â
Arsitek pun, menurutku bertanggung jawab atas diskriminasi "desain dan konstruksi".
Misalnya,
Bagaimana gedung bioskop bisa diakses oleh kursi roda. Karena sepanjang yang aku tahu, di Jakarta belum ada bioskop dengan ramp untuk kursi roda. Semuanya bertangga2 dan hanya di deretan terdepan saja, kursi roda bisa untuk menonton.
Tetapi, jika di barisan terdepan, apakah nyaman? Â Dengan mata telanjang menatap layar raksasa, akan membuat kepala pusing, karena aku pernah merasakannya, menonton di bagian terdepan, masukdari pintu keluar .....
Ini yang disebut diskriminasi, ketika disabilitas "dipaksa" untuk mendapatkan tempat yang tidak semestinya, karena area itu belum terakomodasi tentang "desain disabilitas."
***
Bioskop harus menyadari tentang kesetaraan, keragaman dan inklusi. Karakter disabilitas sendiri, harus didesain dengan kedalaman dan keragaman jenis2 disabilitas itu sendri, seperti jenis2 bangunan2 lainnya.