Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Balada Upacara Pembukaan dan Penutupan Olimpiade Tokyo 2020

9 Agustus 2021   14:54 Diperbarui: 9 Agustus 2021   15:47 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.washintonetimes.com

By Christie Damayanti

                                                                                                            

Dengan pro dan kontra dunia, pada kenyataannya, Olimpiade Tokyo 2020 dengan tanpa penonton, terus bergerak, dan terselenggara.

Sebuah even akbar internasional, pesta olahrga dunia, yang unik karena berda dalam dnia pandemic saat ini, dengan virus2 corona, yang terus mngintai mereka.

Hambatan yang membuat justru mreka dan kita semua semakin belajar dan berbagi pengetahuan serta kebijaksanaan lintas batas duni, untuk mencari cara membantu satu sama lain, untuk terselenggaranya masa2 sulit ini.

Pada saat Opening Ceremony Olimpiade Tokyo 2020 ini, mereka membuat upacara penyambutan untuk menyatukan dunia, melalui olahraga dan harapan untuk masa depan.

Mereka pastinya berharap, even besar international ini, menjadi rangkaian momen yang memberi kekuatan bagi mereka masing2 untuk menatap masa depan, dan juga menjadi peluang untuk menciptakan kehidupan "new normal" yang lebih baik bersama.

Mereka, dan kita semua, pasti ingin terus bergerak kedepan. Menuju "new era", krhidupan yang baik, benar2 baru!

Melalui olimpiade ini, mereka akan mengakui cara dunia bersatu untuk menghadapi ancaman global, sambil mengakui, memuji, dan menunjukkan rasa terima kasih kami yang tulus atas dukungan dan upaya yang tak terukur dari semua pihak

Mereka dan kita semua, pastinya disatukan dengan masalah dan emosi yang sama, dimana masing2 negara berusaha terlepas dari serangan virus2 corona.

Mereka dan kita semua walau beda kebangsaan, beda umur dan beda taleta olahraga, tetapi pada pertandingan2 olimpiade saat ini, mereka benar2 bersatu untuk mendapatkan kebanggaan, lewat sportivitas2 yang ada.

Olahraga itu universal.

Ini adalah harta yang tidak ternilai, untuk menyatukan dunia melalui emosi, dengan berbagai pro dan kontra, mereka berhasil untuk menyatukannya.

Dalam Opening Ceremony, mereka ingin menegaskan kembali peran olahraga dan nilai Olimpiade, untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan kekaguman, atas upaya yang kami lakukan bersama selama setahun terakhir,

Bagaimana kita semua berkemampuan untuk merayakan perbedaan, berempati dan berdampingan dengan kasih satu sama lain, karena olimpiade ini memang unik dan mundur 1 tahun karena pandemic.

Sekarang, Olimpiade Tokyo 2020 telah berakhir.

Selama 17 hari terakhir ini, mereka telah menyaksikan individu2 dan atlet2 dari berbagai budaya dan latar belakang, mencapai ketinggian baru bersama dan terhubung melalui olahraga.

Pertandingan telah dan akan memberi kami bahan untuk berpikir tentang keragaman dan inklusi saat kami melanjutkan ke Paralimpiade.

Bahkan jika kita tidak bisa bersama, kita bisa berbagi momen yang sama, dan itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah kita lupakan. Pesan penting inilah yang kami yakini akan menciptakan Closing Ceremony, yang akan membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah.

Mereka pun pasti berharap bahwa upacara ini dapat menjadi momen bagi mereka masing2 untuk memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan.

Closing Ceremony Olimpiade Tokyo 2020 yang meriah dengan tema "Worlds We Share", dengan  gagasan yang optimis tetapi ironis pada saat manusiawi ini, menampilkan segalanya mulai dari sepeda akrobat hingga pertunjukan cahaya yang rumit saat mencoba menyampaikan "suasana perayaan dan pembebasan" bagi para atlet. Mereka sudah selesai bertanding dan membawa kebanggaan bagi maing2 negaranya .....

Walau olimpiade ini sempat menunai banyak pro dan kontra, bahkan dari masyarakat Jepang sendiri, Olimpiade ini menghadirkan hambatan logistik dan medis yang tiada duanya, menawarkan percakapan serius tentang kesehatan mental, beberapa kontingen 206 negara.

Semua atlet benar2 dipisahkan dengan berbagai seremoni yang biasa. Medali2 yang dipakaikan sendiri oleh sang atlet, bahkan tidak ada tepuk tangan membahana yang biasanya merajai lingkaran olimpade.

Tetapi,

Ketekunan atlet menjadi cerita sentral. Kesehatan mental mereka tidak seperti mereka yang berjuang disaat2 pandemi. Perjuangan mereka sangat rentan dengan serangan2 virus, dan terkadang akan menyiksa .....

Closing Ceremony hari Minggu malam tanggal 8 Agustus 2021 kemarin, mencerminkan bahwa dan, kadang2 mendorong proses menuju kemegahan berakhir dengan sangat luar biasa!

Dengan teknologi, tanpa penonton, mereka berpesta kembang api, dengan parade atlet yang membawa bendera nasional, bangga dan bahagia.

Setelah itu,

Tokyo menyerahkan tongkat estafet kepada Paris untuk Olimpiade Musim Panasnya, tahun 2024, yang semoga pandemic sudah berakhir.

Dari televise tadi pagi, aku menyaksikan bahwa di Paris pada hari Minggu, orang2 berkumpul dekat Menara Eiffel, mengibarkan bendera Prancis kecil. Adegan itu kontras dengan Tokyo, di mana masyarakat Jepang hanya bisa menonton di layar televise saja, tanpa boleh berteriak2 semarak .....

Olimpiade Tokyo ini memang sudah selesai, sebuah even akbar pesat dunia, yang akan selalu dikenang, dengan berbagai masalahnya karena diselenggarakan di tengah2 pandemi.

Seperti gempa2 yang sering melanda Jepang, ketika atlet2 itu sudah pergi meninggalkan Jepang, semuanya akan berakhir, meninggalkan sisa2 kenangan bagi negeri Jepang sendirian, karena negara2 dunia itu akan kembali sibuk dengan rutinitas mereka masing2.

Apa yang seharusnya menjadi hasil dari Olimpiade Tokyo 2020 ini?

Apakah hanya sekedar pesta pora tanpa politik?

Atau juga hanya sekedar kesombongan Jepang, bahwa negeri itu sukses enyelenggarakannya?

Apakah hanya sebuah langkah menuju perdamaian dunia?

Karena, dari berita yang aku denagn, selama olimpiade ini berlansung, ada sekitar 430 orang terpapar virus, dan memicu dan meningginya virus2 menyerang masyarakat Jepang .....

Sementara itu, di acara Opening Ceremony OlimpiadeTokyo 2020, yang mengusung tema "Worlds We Share", menangkap efek pandemic, suatu hal yang serius yang tidak bisa dipastiakan seperti apa, karena musuh kita semua tidak ketihatan.

Kita semua berada dalam normal baru, dan edisi Olimpiade kali ini adalah urusan yang berbeda.

Bahwa, ketika olimpiade kali ini tidak ada sama sekali penontonnya, tetap saja bisa dilaksanakan dengan sportivitas yang sungguh membuat mereka seua berada dalam 1 emosi yang sama, dan tidak akan pernah bisa dilupakan ......

Selamat datang Paralimpik Tokyo 2020 .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun