Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Kontradiksi, Dilema, Kepasrahan dan Kebanggaan Ketika Olimpiade Tokyo 2020 Tetap Digelar

24 Juli 2021   11:26 Diperbarui: 24 Juli 2021   15:26 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Olimpiade Tokyo 2020, akhirnya di gelar setelah tertunda sekitar 1 tahun.

Kemarin malam, tanggal 23 Julu 2021 jam 8.00 malam waktu Jepang, Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, digelar di Internasional Olympic Stadiun, Sendagaya, Tokyo, dengan kontingan dari negara2 yang mengikuti pertandingan dan tanpa penonton .....

Kontingen Indonesia dengan  28 atletnya, membawa Bendera Merah Putih, berjalan mngikuti jalurnya. Membuat dadaku bergetar.

Aku hanya bisa menonton di televise semalam, walau hanya cuplikan saja. Dan, malam nya setelah selesai sampai pagi ini, baru aku bisa menyaksikan di youtube, dengan berbagai ulasan dan komntar2 nya.

Aku sendiri, sebenarnya merasa sangat riskan dengagn gebrakan panitia olimpiade untuk tetap menggelar pertandingan2 itu. Dengan pandemic yang semakin berbahaya, menurutku sih sebagiknya tetap ditunda dahulu.

Tetapi, sudahlah .....

Semua sudah terjadi, dan aku hanya bisa berdoa semoga semuanya berjalan lancer dan mereka membawa kebanggannya masing2 untuk Negara masing2, termasuk Indonesia.

Dan, semoga jangan olimpiade ini menjadi cluster baru penyebaran covid-19, atau membawa penyakit baru ke masing2 negara atau juga memberikan dampak negative bagi Jepang.

***

Membaca beberapa referensi dan menonton video2 youtube, banyak komentar2 positif dan negative, dari banyak Negara dan netizen. Tentang  Upacara Pembukaan yang diredam dan setengah terkendali memulai Olimpiade Tokyo 2020 pada Jumat malam kemarin, USA Today berpendapat bahwa upacara semalam itu tak ubahnya seperti rengekan daripada ledakan.

Ketika kembang api diledakkan yang meriah, tetapi tidak ada suara2 bersorak2 sorai, itu akan kurang diingat oleh warga dunia, karena lingkungan pandemic. Mereka mencoba menyeimbangkan beban pandemic yang sedang berlangsung dengan kegembiraan yang semu.

Karena, ada kenangan bagi mereka yang berpulang karena covid-19. Ada yang berbicara tentang harapan dan ketahanan, sementara banyak pengunjuk rasa Jepang dengan lantang mengecam Olimpiade ini, di luar stadion.

Yang lain mengatakan, bahwa pertandingn ini controversial, terutama di Jepang dengan warga Negara tuan rumah tersebut kawatir, bahwa dunia terundang dengan menyebarkan virus.

Lain lagi cerita yang dilancir oleh NBC News,

Olimpiade Tokyo akhirnya dimulai selama 4 jam ekstravaganza yang meriah dan tenang, dimainkan di depan penonton yang sebagian besar kursinya kosong.

Olimpiade dibuka saat masih dalam bayang-bayang Covid-19, dengan ibu kota Jepang dalam keadaan darurat, dan banyak penduduk negara itu dengan tegas menentang penyelenggaraan acara olahraga dunia sama sekali.

Di luar stadion, ratusan pengunjuk rasa membawa plakat bertuliskan "Lives over Olympics" dan meneriakkan "Hentikan Olimpiade" saat mereka berbaris. Saat jam 8.00 malam itu, mereka mengheningkan cipta bagi mereka yang berpulang ....

Walau psati juga ada kegembiraan bagi kontingen yang ada disana, dan semangat untuk berjuang memenangkan pertandingan2 yang ada, dalam 200 negara yang berparade sambil mengibarkan bendera2 mereka, termasuk Indonesia.

Ada juga kegembiraan di wajah bertopeng para atlet dari lebih dari 206 negara yang berparade dengan bangga melalui stadion dengan mengibarkan bendera mereka.

***

Saat Olimpiade Musim Panas Tokyo secara resmi dimulai pada hari Jumat semalam, sekelompok pengunjuk rasa berkumpul di luar Stadion Olimpiade di Sendagaya, Jepang.

Mereka memprotes acara yang berlangsung di tengah keadaan darurat akibat meningkatnya kasus COVID-19 di negara itu. Dengan kata2 mereka yang lantang, dan mereka "mengusir" Olimpiade dari Jepang .....

Jajak pendapat baru2 ini di negara itu menunjukkan bahwa sekitar 70% penduduk menginginkan Olimpiade dibatalkan atau ditunda karena meningkatnya kasus covid-19 di Jepang. Sejauh ini, setidaknya 106 kasus terkait dengan Olimpiade telah dilaporkan.

Gelombang protes sesaat sebelum, selama dan sesudah upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang ..... www.express.co.uk
Gelombang protes sesaat sebelum, selama dan sesudah upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang ..... www.express.co.uk
                                                                                               
Tetapi,

Sebagian juga pastimerasakan kegembiraan ketika kontingen mereka berada disana untuk bertanding dan membawa medali sebanyak2nya bagi Negara masing2.

Seperti Indonesia.Indonesia membawa 28 atlet nya untuk bertanding, dan dari televise aku melihat di berita tadi pagi, wajah2 optimis untuk berjuang yang terbaik bagi Negara tercinta.

Dokumen pribadi, dari Liputan 6 SCTV pagi ini
Dokumen pribadi, dari Liputan 6 SCTV pagi ini
Dadaku bergetar melihat Bendera Merah Putih berkibar. Dan, semoga dalam 2 minggu kedepan, Bendera Merah Putih ini sering berkibar di dataran Jepang .....|Dokumen pribadi, dari Liputan 6 SCTV pagi ini
Dadaku bergetar melihat Bendera Merah Putih berkibar. Dan, semoga dalam 2 minggu kedepan, Bendera Merah Putih ini sering berkibar di dataran Jepang .....|Dokumen pribadi, dari Liputan 6 SCTV pagi ini
Kebahagiaan pasti tetap terpancar, walau aku juga yakin mereka sedikit cemas tentang pandemic yang melanda dunia.

Pada saat pidato, mereka menekankan pentingnya harapan dan persatuan. Saat ini, memang dunia sedang menghadapi tantangan besar, dan mempertanyakan kekuatan olahraga dan nilai olimpiade.

Olimpiade sendiri merupakan perwujudan  persatuan dan keragaman, perdamaian dan rasa hormat satu sama lain. 

Tetapi, apakah olimpiade ini harus dikedepankan, sementara dua sedang berjuang untuk kehidupan?

Ada sebuah kontradiksi.

Sebuah nilai2 yang seharusnya lebih dikedepankan untuk memperjuangkan semangat kehidupan, saling membantu dan saling melengkapi.

Ada sebuah dilemma yang sangat membuat banyak otrang berdetar, ketika melihat suasana pembukaan olimpiade semalam yang tanpa penonton, dan sebagian lagi mengingat teman dan saudara kita yang pergi karena covid-19.

Ada sebuah kepasrahan, ketika akhirnya Olimpiade Tokyo 2020 digelar dengan 206 negara yang datang termasuk Indonesia. Walau protocol ketat terus dijalankan, dengan setiap hari di test PCR, tetapi seperti yang aku tuliskan di beberapa artikel2 sebelumnya,

Bahwa, musuh kita itu tidak terlihat. Dimana mungkin mereka ada melayang2 di depan kita, ada yang berada di depan hidung kita, tidak kelihatan.

Tetapi, dengan digelarnya even akbar ini, resiko virus2 ini berkeliaran disana, akan semakin besar, sehingga resiko terpaparpun juga semakin besar!

Walau tetap ada kebanggaan ketika kita melihat bendera Negara kita masing2, berkibar di dataran Jepang, untuk nantinya akan sering berkibar selama 2 minggu kedepan, ketika medali2 itu tersemat di dada sang atlet, mempersembahkan yang terbaik bagi masing2 negaranya,

Termasuk Indonesia ......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun