Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ariake Gymnastics Centre untuk Olimpiade Tokyo 2020, Cerita "Kapal Kayu di Teluk Tokyo"

16 Juli 2021   13:35 Diperbarui: 31 Juli 2021   21:48 1858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana kemiringan dinding yang memakai kayu dikali dengan panjang serta kedalaman dinding bangunan, akan menghasilkan kubikasi kayu2 yagn harud didatangka/www.gamesbid.com
Bagaimana kemiringan dinding yang memakai kayu dikali dengan panjang serta kedalaman dinding bangunan, akan menghasilkan kubikasi kayu2 yagn harud didatangka/www.gamesbid.com
Wow!

Aku sebagai seorang arsitek hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku karena tidak banyak arsitek berani mendesain sebuah bangunan dengan kubikasi kayu sedemikian banyak!

Jika bisa pun, kita harus berpikir darimana kayu-kayu berkualitas baik, untuk ini. Dan, bagaimana kayu-kayu itu bisa tumbuh kembali dengan baik, untuk keberlangsungan hutan-hutan tersebut!

Tidak gampang, termasuk bagi sebuah negara yang sebenarnya kaya akan hutan dan alam.

www.wearecentralpa.com
www.wearecentralpa.com
Bisa dibayangkan, dengan luasan atap dari kayu yang sedemikian, si arsitek patut diacungi jempol, dengan membuat metode-metode yang bukan hanya mendatangkan kayu, tetapi juga memberikan pembangunan berkelanjutan untuk mengembalikan alam seperti sedia kala.

***

Beberapa venue bangunan-bangunan untuk event akbar Olimpiade Tokyo 2020 ini, memang dikerjakan dengan cepat. Banyak masalah untuk itu, bahkan mereka bekerja siang dan malam untuk itu.

Aku sangat mengerti, ketika aku bekerja dalam satu megaproyek, dimana harus segera selesai dalam waktu 3 tahun, bagaimana cara membangun beberapa venue untuk event akbar ini hanya dengan waktu 2 atau 3 tahun saja? Sebuah mimpi yang sepertinya tidak masuk akal.

Permasalahan yang banyak serta tenggat waktu yang sedikit, bukan berarti pembangunan venue-venue itu terbengkalai atau terbangun asal-asalan saja, tidak! Kualitas bangunan-bangunan itu pun tetap terjaga walau masalah-masalah yang lain terus mengikuti.

Dana, waktu, pekerja-pekerja yang bekerja siang dan malam dan akhirnya kualitas hidup mereka pun menurun.

Tapi, aku yakin bahwa ketika semua venue yang terbangun untuk event akbar ini, membuat mata dunia terbuka dengan berbagai karya yang luar biasa, semuanya akan terbayar.

Dan, pada saatnya Jepang akan recovery untuk mengembalikan lagi apa yang pernah hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun