Ya, mungkin benar.
Mereka bersyukur bahwa mereka bisa bekerja di perkantoran di jalan protol. Tetapi, berapa banyak karyawan yang benar2 bahagia dan menikmati kenyaman tempat mereka bekerja?
Tingkat stress para karyawan itu akan lebih membubug, ketika mereka tidak punya tempat beristirahat yang nyaman, tanpa harus melihat pekerjaan kantor di jam2 istiraha.
Aku, sebagai karyawan senior yang bekeja di sebuah perusahaan besar Indonesia, pun merasakan hal tersebut. Dan, tidak heran jika karyawan2 senior seumur aku, pun mersakan hal yang sama.
Aku sudah bekerja sekitar 30 tahun sebagai arsitek senior, dan aku merasakan kejenuhan jika selalu berada di ruang kantor terus menerus, apalagi di jam2 istirahat.
Di banyak Negara, di area perkantoran pasti ada beberapa ruang ublik seperti taman untuk beristirahat. Mereka banyak membawa makanan dari ruang atau membeli sandwich di lapak dekat dari kantor, dan mereka makan di taman .....
Ruang public ini, selain berfungsi sebagai tempat ber istirahat bagi karyawan dalam 1 area, juga berfungsi sebagai lahan penyerapan dan taman untuk estetika kota. Mereka beristirahat dan makan disana, bukan di restoran atau di mall.
Memang, tetap ada karyawan yang makan di restoran2 atau di mall, tetapi sebagian besar mereka makan siang di taman2 yang ada di sekeliling perkantoran mereka.
Desain perkotaan itu memang harus komprehensif.
Jika warga kota butuh tempat tinggal, hrus punya fasilitas kehidupan seperti pasar, toko, sekolah, kesehatan dan lainnya. Jika warga kota butuh pekerjaan, harus ada fasilitas2 untuk beristirahat, makan, minumam dan ruang2 kerja serta meeting.