By Christie Damayanti
Sewaktu aku sempat berkeliling di jalur protocol jalan Sudirman -- Thamrin bersama salah seorang sahabatku, saat kami berada di pedestrian jalan Thamrin, aku melihaat salah satu jembatan penyeberangan atau JPO yang punya fasilitas lift, dibongkar sejak pemerintahan gubernur sekarang ini.
JPO yang lainpun di jalan Thamrin, kulihat semua sudah dibongkar, dengan alasan yang menurutku tidak masuk akal.
Ah ..... aku tidak mau bicara tentang alasan pembongkarannya, tetapi aku akan sedikit mengulas, mengapa kita membutuhkan JPO, termasyk di jalan protocol Thamin ini, dimana katanya di jalan Sudirman pun akan dibongkar!
JPO adalah jalur penyeberangan pejalan kaki, terpisan dengan jalur kendaraan umum. Memang, ada kelebihan dan ada juga kekurangannya.
Kelebihannya, jelas akan aman bagi pejalan kaki jika mau menyeberang, termasuk anak2 yang menyeberang. Tetapi, kekurangannya memang kita harus naik tangga yang cukup tinggi supaya kendaraan besar dapat melewatinya. Minimal adalah 1 lantai bangunan.
Jika di jalan protol yang sebagian besar di tengah jalir kendaraan, selalu terdapat taman dan dipagar, sehingga bagi yang nekat menyeberang, akan kedulitan untuk melewati pagar tersebut, dan akan ditangkap polisi karena kedapatan melanggar aturan berlalu lintas.
Tetapi, di jalan2 non-protokol dan mempunyai JPO, ban yak warga yang malas naik turun dan benar2 nekat melanggar aturan dan menyeberang seenaknya. Dan, seringkali terjadi kecelakaan karena masalah "malas naik turun JPO".
Tetapi, menyeberang adalah kebutuhan warga yang berjalan kaki dimanapun, untuk mencapai tujuan mereka. Dan, warga Negara berhak untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan dalam berjalan kaki, termasuk menyeberang ......
Tetapi, mengapa JPO di jalan Thamrin di bongkar, dan akan diganti dengan menyeberang di permukaan jalan dengan zebra-cross?
Menurut berita dari CNN Indonesia pada tanggal 26 Juli 2018,
Keberadaan jembatan penyeberangan orang (JPO) di sekitar Jalan MH Thamrin disorot setelah Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan, menyatakan bakal membongkarnya, diganti dengan sistem penyeberangan menggunakan lampu dan jalur khusus (pelican crossing). Namun, ide itu ditentang karena dianggap tidak tepat dan salah kaprah.
Sekarang, tahukah tentang penyeberangan khusus yang disebut "pelican crossing?"
"Pelican Crossing"Â atau Pedestrian Loght Control Crossing, merupakan cara menyeberang diatas permukan jalan kendaraan umum yang menggunakan zebra-cross dengan menyalakan tombol untuk mendapatkan lampu hijau untuk menyeberang dan lampu merah bagi kendaraan.
Tanda ini membuat pejalan kaki dapat leluasa untuk menyeberang. Selain indikator warna lampu, pelican crossing juga memberikan tanda berupa suara.
Ini konsep "pelican cross" yang ada di banak Negara2 maju yang warganya memilih berjalan kaki dibanding dengan mobil pribadi. Sehingga, jumlah pejalan kaki jauh lebih banyak dari kendaraan ......
Dan, lama waktu untuk menyeberang itu pun sudah ditentukan. Biasanya waktu untuk menyeberang berkisar sekitar 30-45 detik.
Pelican crossing ini sebenarnya bukan hal baru dalam lalu lintas di Indonesia. Di beberapa kota besar, pelican crossing banyak berfungsi. Di Jakarta, sistem ini bisa ditemui di Jalan Medan Merdeka Selatan dan Jalan Ir H Juanda.
Tetapi, apakah kita bisa memahami bahwa keadaan jalan protocol Thamrin dan Sudirman ini merupakan jalur yang sangat padat? Bahkan, bukan hanya waktu2 pagi dan sore jam2 sibuk saja, tetapi setiap saat jalur ini sering macet parah!
Artinya, apa?
Artinya,
Jika jalan Thamrin yang berlanjut ke jalan Sudirman padat, bagaimana kendaraan akan "berhenti" di jalur pelican crossing, sementara jalur itu sudah sering bahkan terus berhenti, jika benar2 macet parah?
Jangan2 malahan, pelican crossing itu tidak akan menjadi tempat yang aman lagi untuk menyeberang!
Kendaraan2 akan bertumpuk, dan menghalangi zebra-cross, dan pejalan kaki akan melewati sisi2 jalan yang penuh dengan kendaraan!
Akibatnya, jalan semakin sesak, dan kemuduran besar bagi Jakarta!
Mengapa  dengan "kemunduran?"
Ya! Karena, dengan kendaraan yang penuh sesak dan abai dengan zebra-cross, serta pejalan kaki yang menyeberang yang juga padat, Jakarta kembali seperti jaman dahulu, yang belum terjamah tentang konsep2 modern .....
Belum lagi, justru jalur jam kerja pagi dan sore, dimana kendaraan sangat padat serta pejalan kaki pun padat, akan terjadi kesemrawutan!
Belum lagi, warga yang iseng dan memencet tombol menyeberang, tetapi tidak ada yang menyeberang, membuat pengendara kan kesat. Jika berkali2 demikian, yang terjadi si pengendara akan mengabaikan lampu merah di pelican crossing, jika tidak ada orang di sisi2 jalan.
Â
Jadi, perlu dipertimbangkan lagi, tentang memilih alternatf bagi pedestrian untuk menyeberang dengan konsep pelican crossing. Harus membuat studi dan riset juga, misalnya tentang perbandingan antara volume pejalan kaki dengang penggunaan kendaraan ....
Menurut yang aku baca dari beberapa referensi, serta menurut pengalamanky sendiri, berkeliling dan travelling di banyak Negara, pelican crossing akan sangat efektif jika pejalan kaki lebih banyak daripada kendaraan.
Konsep ini sungguh berbeda, dengan banyak sekali pejalan kaki dibanding dengan kendaraan peibadi atau kendaraan umum. Ini sangat efektif, dibanding jika pejalan kaki naik dan turun JPO, dan justru JPO akan berjubel .....
Karena, dengan lebih banyak pejalan kaki akan efektif dalam penggunaan pelican crossing. Jika pengendara berhenti di lampu merah pedestrian crossing, akan sangat enak melihat banyak pejalan kaki yang menyeberang. Dibanding yang menyeberang hanya 1 orang saja ......
Ini adalah efek psikologis. Ketika hanya 1 orang saja yangb menyeberang, lain kali si pengendara akan mengabaikan 1 orang saja yang menyeberang.
Walau, ini akan dipantau oleh CCTV di semua titik, tidak menutup kemungkinan ini akan terjadi, dengan tingkat kedisiplinan warga Jakaarta yang masih cukup rendah .....
Jadi,
Menurutku pembongkaran2 JPO sepanjang Jalur protocol jalan Thamrin yang (katanya) akan dilanjutkan di jalur protocol Jalan Sudirman, kurang tepat. Wakau sekarang ini, pembongkaran2 sudah dilakukan ......
Bagaimana berita tentang pelican crossing ini, saat ini?
Setelah artikel ini, akan kutuliskan tentang kenyataan2 yang ada di Jakaarta, berhunungan dengan pejalan kaki dan menyeberang, khususnya bagi kaum disabilitas .......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H