Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat pemberhentian bus (seperti busway TransJakarta), untuk memberikan akses kepada disabilitas yang menggunakan kursi roda, tangga diganti dengan suatu akses dengan kelandaian tertentu.
Langkah lain yang juga dilakukan untuk memberikan kemudahan akses bagi disabilitas, adalah dengan menggunakan tangga berjalan (tetapi ini tetap tidak bisa untuk pemakai kursi roda), ataupun dengan menggunakan lift seperti yang digunakan pada salah satu akses JPO, di jalur protocol Sudirman -- Thamrin.
***
Ketika aku sempat berjalan2 sepanjang jalur protocol Sudirman -- Thamrin dengan kursi roda ajaibku, aku pun bisa naik JPO dengan kursi roda ajaibku. Lumayan landai, walau belum nyaman untuk kursi roda standard yang mendorong sendiri, agak capek jika tanpa elektrik.
Permukaannya sudah baik, berbeda di JPO -- JPO yang di jalan2 lingkungan dengan kerusakan parah. Coba, perhatikan di link tulisanku diatas.
Di ujung atas ramp JPO, masih ada seorang pedagang yang berjualan dan duduk di permukaan, yang akan membuat tidak nyaman.
Jika pemprov tidak mulai memeliharanya dengagn "mengusir" pedagang itu, maka jangan heran jika lama2 JPO itu akan penuh dengan pedagang lagi, walau di jalan protocol .....
Maintenance di JPO yang aku naiki, cukup terjamin. Tidak ada sampah. Dan, permukaannya tetap memakai besi baja. Tetapi di beberapa titik di ramp, ada permukaan yang sedikit bergelombang dan terbuka. Cukup ngeri jika diinjak karena mungkin lama2 bisa terperosok.
Sekali lagi, ini masalah pemeliharaan. Maintenance JPO .....