By Christie Damayanti
Jembatan penyeberangan orang atau JPO, sebenarnya memang sangat diperlukan. Di jalan2 lingkungan, karena biaya mahal, di Jakarta banyak masih dengan zebra-cross.
Tetapi, jik ada JPO, sebagian besar mereka masih melanggar aturan dan menyeberang di jalan tanpa zebra-cross, yang artiny, benar2 membahayakan.
Wajar, sih .....
Jika siang hari panas terik, kita harus naik JPO untuk menyeberang. Capek. Panas. Dan, padahal dekat sekali!
Jika malam hari, JPO terlihat menakutkan, apalagi JPO di jalan2 lokal yang tidak ada lampu. Akan justru membahayakan jika berjlan sendiri. Lihat tulisanku,
Sebenarnya Banyak Konsep Keamanan dan Kenyamanan JPO Bagi Pejalan Kaki di Jakarta
Memang, JPO di Jakarta sampai sekarang masih rawan. Dengan kejahatan dan dengan orang2 berjualan di atas jembatan, membuat kita risih dan tidak nyaman menyeberang.
Karena mereka duduk di permukaan jembatan dan berjualan, sedangkan kita (jika perempuan memakai rok), sangat tidak nyaman .....
Tetapi, JPO adalah suatu keharusan untuk keselamatan dalam menyeberang, apalagi di jalan2 besar dan jalan2 protokol Jakarta.
JPO sendiri adalah fasilitas pejalan kaki untuk menyeberang jalanyang ramai dan lebar atau menyeberang jalan tol dengan menggunakan jembatan sehingga orang dan lalu lintas jalan, dipisah secara fisik.
Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat pemberhentian bus (seperti busway TransJakarta), untuk memberikan akses kepada disabilitas yang menggunakan kursi roda, tangga diganti dengan suatu akses dengan kelandaian tertentu.
Langkah lain yang juga dilakukan untuk memberikan kemudahan akses bagi disabilitas, adalah dengan menggunakan tangga berjalan (tetapi ini tetap tidak bisa untuk pemakai kursi roda), ataupun dengan menggunakan lift seperti yang digunakan pada salah satu akses JPO, di jalur protocol Sudirman -- Thamrin.
***
Ketika aku sempat berjalan2 sepanjang jalur protocol Sudirman -- Thamrin dengan kursi roda ajaibku, aku pun bisa naik JPO dengan kursi roda ajaibku. Lumayan landai, walau belum nyaman untuk kursi roda standard yang mendorong sendiri, agak capek jika tanpa elektrik.
Permukaannya sudah baik, berbeda di JPO -- JPO yang di jalan2 lingkungan dengan kerusakan parah. Coba, perhatikan di link tulisanku diatas.
Di ujung atas ramp JPO, masih ada seorang pedagang yang berjualan dan duduk di permukaan, yang akan membuat tidak nyaman.
Jika pemprov tidak mulai memeliharanya dengagn "mengusir" pedagang itu, maka jangan heran jika lama2 JPO itu akan penuh dengan pedagang lagi, walau di jalan protocol .....
Maintenance di JPO yang aku naiki, cukup terjamin. Tidak ada sampah. Dan, permukaannya tetap memakai besi baja. Tetapi di beberapa titik di ramp, ada permukaan yang sedikit bergelombang dan terbuka. Cukup ngeri jika diinjak karena mungkin lama2 bisa terperosok.
Sekali lagi, ini masalah pemeliharaan. Maintenance JPO .....
Aku sempat naik ke JPO 2x, yang pertama di sekitar dekat Dukuh Atas dan yang kedua di sekitar Gelora Senayan.
Yang di Dukuh Atas, merupakan JPO lama yang diberbaharui secara standard dengan permukaan lantai JPO adalah besi baja "Checker Pate",
Dan yang kedua, aku tidak  tahu pasti, JPO itu sudah ada sejak lama atau baru, tetapi yang jelas 2 buah JPO sekitaran Gelora Senayan, merupakan JPO yang cantik dan unik, dengan permukaan memakai keramik desain seperti kulit kayu, serta ada penutup atap dengan desain keren, yang instamable .....
Â
Fungsi JPO sendiri secara umum di Indonesia khususnya, termasuk di Jakarta, masih simpang siur bagi penduduk kota, karena mereka melihatnya dengan keengganan untuk melajar disiplin, serta mereka masih susah untuk dilindungi tengang keselamatan mereka.
Sorry to say, jika warga Indonesia masih hanya ingin instan dan seenaknya saja.
Dengan JPO cantik di jalan2 protokol pun, banyak dari mereka pn, masih hanya mencoba2, berfoto2 dan memakai JPO -- JPO ini merupakan "tempat wisata". Ya, tidak mengapa sih, paling tidak kita berharap mereka mulai dan terus belajar tentang kedisiplinan.
Karena, Indonseia sedang bergerak maju, dan aku yakin negeri cantik kita akan menjadi negeri yang luar biasa. Dengan perlahan lewat "revolusi mental", diharapkan mereka akan banyak dan terus belajar, termasuk tentang menyeberang ......
Dan, cerita tentang "pemeliharaan" dari fasilitas2 umum, akan menjadi cerita tersendiri, setelah artikelku ini .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H