Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Jalur Kuning" Menjadi "Jalur Abu-Abu" di Stasiun MRT, Tidak Malukah Kita?

9 Juni 2021   11:27 Diperbarui: 9 Juni 2021   11:37 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentang2 lingkungan  Stasiun MRT berwarna abu2 ke arah biru, maka "jalur kuning" yang disediakan bagi penyandang disabilias netra, HARUS MENGIKUTI KE-EGOIS-AN di desainer?

Warna abu2 apalagi abu2 gelap yang ada di stasiun MRT, menjadikan si penyandang low vision kesulitan melihat dan berjalan mengikutinya.

Sudah dari atas yang "jalur kuning" nya terputus tiba2 ketika mau menuju lift, eh ..... turun ke Stasiun MRT mereka dihadapkan dengan masalah baru, yaitu susah mengikut "jalur kuning" yang berubah menjadi "jalur abu2 gelap" ......

Dokumentasi pribadi / Begitu sampai stasiun MRT di bawah tanah, tidak ada
Dokumentasi pribadi / Begitu sampai stasiun MRT di bawah tanah, tidak ada "jalir kuning", melainkan ada "jalur abu2 gelap" .....
Dokumentasi pribadi / Begitu sampai stasiun MRT di bawah tanah, tidak ada
Dokumentasi pribadi / Begitu sampai stasiun MRT di bawah tanah, tidak ada "jalir kuning", melainkan ada "jalur abu2 gelap" .....

Dokumentasi pribadi / Bahkan, sampai ke menuju kereta nya. Diujung ada garis2 warna kuning, mengapa tidak dilanjutkan saja sebagai guide block
Dokumentasi pribadi / Bahkan, sampai ke menuju kereta nya. Diujung ada garis2 warna kuning, mengapa tidak dilanjutkan saja sebagai guide block "jalir kuning"?

Jika melihat foto diatas, memang benar, nuansa stasiun ini menjadi harmonis dengan warga2 gradasi abu2 mengarah ke warna biru. Dan, jika ada "jalir kuning", seakan ada "tabrakan warna", yang menjadi stasiun MRT ini tidak harmonis.

Ya, itu menurut desainer yang tidak tahu, tidak mau tahu atau tidak peduli, tentang disabilitas.

Tetapi, seperti yang selalu aku katakana bahwa disabilitas, apapun jenisnya dan seberapa berat disabilitas tersebut, semuanya adalah sebagai warga Negara yang hak dan kewajibannya sama!

Jadi, tidak seharusnya kaum disabilitas benar2 dilecehkan, disingkirkan dan tidak digubris kebutuhannya!

Tidak seharusnya, siapaun yang mendesain dan membangun ini, "melupakan" hak2 disabilitas! Jika ada wisatawan yang datang dan memakai MRT, bahkan mungkin warga Jepang yang luar biasa tentang kepeduliannya untuk disabilitas, Indonesia akan menjadi malu ......

Konsep2 dan aturan2 "pakem" bagi disabilitas, seharusnya tidak di permainkan. Dengan mengubah warna kuning menjadi warna abu2 bahkan abu2 gelap, untukku itu merupakan hal yang tidak semestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun