Mentang2 lingkungan  Stasiun MRT berwarna abu2 ke arah biru, maka "jalur kuning" yang disediakan bagi penyandang disabilias netra, HARUS MENGIKUTI KE-EGOIS-AN di desainer?
Warna abu2 apalagi abu2 gelap yang ada di stasiun MRT, menjadikan si penyandang low vision kesulitan melihat dan berjalan mengikutinya.
Sudah dari atas yang "jalur kuning" nya terputus tiba2 ketika mau menuju lift, eh ..... turun ke Stasiun MRT mereka dihadapkan dengan masalah baru, yaitu susah mengikut "jalur kuning" yang berubah menjadi "jalur abu2 gelap" ......
Jika melihat foto diatas, memang benar, nuansa stasiun ini menjadi harmonis dengan warga2 gradasi abu2 mengarah ke warna biru. Dan, jika ada "jalir kuning", seakan ada "tabrakan warna", yang menjadi stasiun MRT ini tidak harmonis.
Ya, itu menurut desainer yang tidak tahu, tidak mau tahu atau tidak peduli, tentang disabilitas.
Tetapi, seperti yang selalu aku katakana bahwa disabilitas, apapun jenisnya dan seberapa berat disabilitas tersebut, semuanya adalah sebagai warga Negara yang hak dan kewajibannya sama!
Jadi, tidak seharusnya kaum disabilitas benar2 dilecehkan, disingkirkan dan tidak digubris kebutuhannya!
Tidak seharusnya, siapaun yang mendesain dan membangun ini, "melupakan" hak2 disabilitas! Jika ada wisatawan yang datang dan memakai MRT, bahkan mungkin warga Jepang yang luar biasa tentang kepeduliannya untuk disabilitas, Indonesia akan menjadi malu ......
Konsep2 dan aturan2 "pakem" bagi disabilitas, seharusnya tidak di permainkan. Dengan mengubah warna kuning menjadi warna abu2 bahkan abu2 gelap, untukku itu merupakan hal yang tidak semestinya.