Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Hanya Pedestrian Jalan Protokol Saja yang "Ramah Disabilitas?"

6 Juni 2021   17:43 Diperbarui: 6 Juni 2021   17:45 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diatas, pedestrian terpotong lebarnya karena area ini ada renovasi. Tetapi si pemilik gedung, membatasi antara pekerjaan rnovasi dengan untuk pejalan kaki, cukup rapih, sekitar lebar 2 meter, sehingga kursi roda ajaibku pun tetap nyaman melewatinya. | Dokumentasi pribadi

Kata2 yang bombastis dimana2 terdengar sangat memperhatikan pedestrian yang nyaman dan aman bagi seluruh pejalan kaki, termasuk disabilitas, aku sering mendengarnya.

Di banyak media, termasuk media TV yang selalu mem-blow up "Jakarta ramah disabilitas", kadang kala membuat kami kaum disabilitas, trenyuh ....

Mengapa?

Karena kata2 bombastis tentang "Jakarta ramah disabilitas", hanya berada di tempat2 strategis yang terlihat saja. Jalan protocol. Bangunan2 strategis. Tempat2 dimana turis atau wisatawan akan datang saja.

Padahal, disabilitas itu ada dimana2, bahkan justru di tempat2 kumuh, perumahan dan bukan di tempat2 strategis.

Lalu lebih jauh lagi, tidak salah jika aku berpikir bahwa pemerintah sebenarnya tidak terlalu peduli tentang disabilitas, tetapi hanya sekesar basa basi saja. Hanya sekedar pencitraan saja .....

Bagi kami kaum disabilitas, hati kami sangat sedih dan sakit. Kami hanya menjadi "alat" belas kasihan, seperti yang sudah2.

Tetapi, ok lah ....

Aku belum mau memikirkan yang lainnya, sekarang aku hanya mau berjalan2 saja, sambil mengumpukan data dan bukti bahwa apa yang aku pikirkan setidak nya ada benarnya .....

Begittu kami masuk di pedestrian utama, pandangan mataku terbelalak, karena pedestrian sebesar itu dan permukaan ya rata, adalah impian semua kaum disabilitas.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Pedestrian jalan Sudirman antara depan Le meredien sampai sessat sebelum Stasiun Setia Budi. (Dokumentasi pribadi)
Pedestrian jalan Sudirman antara depan Le meredien sampai sessat sebelum Stasiun Setia Budi. (Dokumentasi pribadi)
Selama perjalananku sepanjang jalan protocol Sudirman -- Thamrin kemarin, sebagian besar pedestriannya selebar ini, antara 10 meter sampai 15 meter. Hanya ada beberapa yang lebih kecil bahkan hanya 1 meter saja, karena beberapa alasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun