Beberapa jam kemudian, sebelum jam 6.00 sore itu, hasilnya sudah selesai.
Ternyata aku tidak ada yang bermasakah, hanya karena tekanan pesawat yang terbang tinggi serta dalam waktu yang sama, membuat otak kiriku stress sehingga terjadi pendarahan berat dan besar!
Bahwa, untuk pasien yang pasca-stroke itu memang tidak bisa terbang dahulu, apalagi jika terbang dalam waktu yang lama dan ketinggian lebih dari ratusan meter di atas permukaan bumi.
Tetapi, jelas penerbangan dari San Francisco ke Jakarta dengan transit di Taiwan, adalah penerbangagn yang jaun sekitar 24 jam, dan dalam ketinggian ratusan meter di atas permukaan bumi! Itu tidak dipungkiri!
Tekanan tinggi dalam pesawat, membuat otakku benar2 stress yang membuat pendarahan itu. Dan, aku harus bed-rest dan istirahat malam itu. Jika besonya pendarahan tidak trjadi lagi, maka setelah itu aku diperbolehkan terbang pulang ke Jakarta ......
Aku pun harus menenangkan diriku sendiri, untuk siap menghadapi besok, untuk melhat hasilnya, supaya aku bisa terbang pulang.
Tetapi, yang jelas hari itu kami pasti tidak bisa sampai Jakarta sesuai dengan waktunya. Minimal besok dengan jam yang sama.
Bruder Frank menelpon rumah sakit San Francisco, untuk membuat laporan keadaanku, dan adiiku menelpon keliargaku di Jakarta, karena saat itu, mereka sudah bersiap untuk menjemputku di bandara Soekarno Hatta.
Aku tidak tahu kedaannya mereka di Jakarta, yang jelas pasti mereka kecewa. Orang tuaku pasti takut dan panic sekali mendengar keadaanku saat itu.
Tetapi, ini memang adalah sebuah resiko untuk aku diterbangkat ke Jakarta dalam waktu penerbangaan yang lama dan lebih ratusan meter di atas permukaan bumi .....
Adikku menncari tahu, hotel yang terdekat dari rumah sakit itu, karena sewaktu2 aku bisa mengalami pendarahan lagi, dan aku harus bersiap dibawa lagi ke rumah sakit.