Aku yakin, dia bingung dan berpikir, "Betapa sulitnya membantuku" .....
Aku sadar, jika aku terus menerus seperti ini, aku tidak akan sembuh! Aku tidak akan pulih dan sampai kapan? Sampai kapan aku bisa bertemu dengan anak2ku di Jakarta?
Denyutan otakku mulai lagi. Nyut ... nyut ... nyut ... semakin cepat dan semakin keras. Membat kepalaku semakin sakit. Aku tidak tahu, harus bagaimana aku memulai semangatku lagi?
Pelukan adikku dilepaskan, dan katanya sedikit menyejukkan aku.
Aku tahu, sejak pertama kali aku dirawat di rumah sakit ini, masih berada di ruang ICCU selama 3 hari, Didit meng-update keadaanku sebagai pasien pasca-stroke.
Mulai dari aku terserang stroke, dan di posting di timeline Facebook. Sehingga, teman2ku di Facebook tahu tentang keadaanku.
Mereka memberi berbagai macam komentar yang mendukungku. Doa2 mereka terus mengalir untukku. Dukungan mereka, nyata untuk memberikan aku semangat, dan aku baru tahu tetang ini, sesaat Didit membuka laptopnya saat itu.
Setiap hari, dia meng-update keadanku. Tidak hanya 1 atau2 kali saja per-hari, tetapi setiap saat Didit menemukan hal2 yang baru tentang pemulihanku, dia akan menuliskannya di timeline Facebook ku.
Aku baru tahu tentang itu, aku merasa doa2 mereka sangat membantuku. Dan, itu terus dijalankan Didit, meng-update keadaanku.
Dia serius di depan laptop. Dan jika sudah ada komentar, dia membawa laptopnya kepadaku, supaya aku melihatnya.
Hahaha, aku mulai tertarik ketika adikku membawa laptopnya untuk aku baca. TEtapi, aku baru sdar bahwa aku pun tidak bisa membaca!