Aku mencoba lagi, dan alhasil, kertas yang diberikan kepadaku, hanya penuh dengan coret2an ala anak2 batita, anak2 di bawah 3 tahun ......
(Catatan : keras itu masih ada disimpan)
Miss Randy mengambil kertas itu, dan melihat aku sambil tersenyum. Tanpa berkata apa2, dia menympan kertas itu kedalam map yang dibawanya. Dan, dia mengambil kertas kedua, yang tercetak huruf besar A sampai Z dengan jarah yang teratur.
Dia memberikan kepadaku untuk aku menyalin, huruf A sampai Z, disebelah huruf2 itu. Dan aku mengambil kertas itu serta mulai berusaha menuiskannya.
Seperti tadi, aku hanya bisa menggenggam pinsil yang sama, menekannya kuat2 untuk menuliskannya. Aduh ..... aku tidak bisa!
Aku hanya bisa mencoret2 seperti di kertas pertama. Miss Randy mengambilnya, dan tersenyum kepada ku juga. Dia menyimpan kertas itu ke dalam map. Pasti, kertas itu akan di diskusikan dengan Dokter Gandhi dengan dengan kedua orang tuaku.
Setelah itu, Miss Randy mengajak mengobrol. Aku tidak ingat apa yang diobrolkan. Tetapi setelah itu, dia mulai untuk menterai bicaraku.
Konsep terapi bicara bagi seseorang yang mengalami sakit, yang akhirnya tidak mampu berbicara, seperti contohnya aku sebagai seorang pasien pasca-stroke, merupakan sebuah metode utuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pada pasien tersebut.
Karena, dari banyak referensi yang aku baca tenang ini, terutama karena serangan stroke, seperti yang aku alami saa itu, tingkat seseotang yang meninggal karena serangan stroke, telah menurun secra dramatis, ketika si pasiem mempunyai tingkat semangant yang tinggi.
Pasien pasca-stroke sering dibiarkan cedera otak dan memerlukan rehabilitasi untuk membantu mereka membangun kembali kemandirian mereka.