Dengan kata2 dipaling belakang, yaaaaaaaaaaaa ...... yang panjang, itu serius, aku tdak mengerti dan aku hanya menjawab, ya ... iya ... kamu baik2 saja, ya. Dan, aku selaku berdoa untukmu .....
Itu yang dikatakan sahabat2ku, terutama Valentino. Betapa aku sama sekali tidak bisa berbicara, atau aku bisa "berbicara" ala alien, tetapi dengan dukungan semua keluarga dan sahabat2ku itu, perlahan aku semakin pulih ......
***
Kedua orang tuaku, selalu dan seharian di ruanganku. Mereka keluar, jika harus makan siang dan malam malam, atau membeli makan dan makan bersama di ruanganku.
Mereka benar2 mendukungku, untuk aku bisa segera pulih.
Malam harinya, dihari keempat itu, setelah siang hari aku bisa tersambung dengan sahabat2ku, Valentino dan Diani, yang berada jauh dari San Francisco di Jakarta dengan perbedaan waktu 14 jam, aku pun terhubung dengan atasanku pak Halim.
Bapak membukan speaker telponnya, supaya aku bisa mendengarkan jawaban beliau .....
Saat itu, mungkin jam 9.00 pagi waktu Jakarta, dan pak Halim sedang di kantor, meeting dengan tim Central Park, termasuk dengan pak Trihatma, pemilik Agung Podomori Grup.
Seharusnya, aku berada di tim itu, tetapi auk memang sedang berlibur, dan mungkin aku tidak akan terlinat lagi dengan tim itu, karena aku akan minta resign berhubungan dengan keberadaanku sebagai seorang pasca-stroke berat, yang lumpuh separuh tubuh sebelah kanan.
Bapak berbiara perlahan, aku tahu beliau menahan emosinya yang sedih, untuk bercerita keadaanku dari A sampai Z, dan dari speaker aku mendengar suara2 disana, dari yang berisik dan gaduh, perlahan sunti senyap, mendengarkan kata2 bapak.