2 orang mendatangiku yang diam tak bersuara, memegang leherku untuk membebat, sesuai dengan SOP. Memasukkan selang ke mulutku dan membungkus wajahku dengagn plastic oksigen.
Mereka cepat sekali bekerja. Tanpa berkata2 sama sekali, seperti aku yang hanya bisa berdiam diri saja, karena aku tidak bisa bersuara ......
Setelah itu, tubuhku dipindahkan ke brangkar dan mereka cepat menggotongku langsung menuju mobil ambulance. Aku tidak tahu, bagaimana paniknya keluargaku, tetapi yang aku tahu, mata anak2ku menatapku dengan cemas.
Aku tidak lepas menatap mereka, seakan aku tidak bisa bertemu dengan mereka lagi ......
Dalam brngkar, aku hanya berdiam diri saja. Ketakutan dan kedinginan. Suara2 petugas yang menolongku, terus bergema. Mereka sibuk menghubungi rumah sakit.
Suara2 berbahasa Inggris, aku cukup mengerti. Tetapi tidak terlalu jelas, apa yang mereka omongkan.
Ambulance sudah siap ditempat aku datang, dan aku dimasukkan ke mobil, dan sesaat kemudian, sirine ambulance sudah meraung2 membelah kesunian subuh itu di San Francisco ......
Sepertinya, tidak jauh, sepertinya rumah sakit itu ada di depan mata. Ambulance berhenti, dan ppintu dibuka.
Tubuhku digotomg dengan hati2, dan langsung dijemput oleh suster2 memakai baju puih, dan aku lagung diletakkan diatas tempat tidur beroda dan cepat masuk ke dalam rumah sakit.
Aku tetap sadar. Mataku nyalang. Melihat2 dan aku mylai bingung. Mungkin, otakku sudah terluka. Sudah terendam darah atau apapun itu, yang menebabkan aku mulai susah untuk berpiir dan mengingat2 ......
Tempat tidurku berhenti sesaat.