Aku tampil sebagai seirang perempuan, seorang itu dan seorang tulang punggung kekuarga, termasuk di depan orang tuaku. Aku mengurus orang tua dan anak2ku seperti seekor singa yang mengaum jika ada yang mengganggu mereka ......
Bahkan, aku ingat sekali ketika bapaku sangat membanggakanku di drpan teman2nya, sebagai perempuan yang mampu mengambil alih dunia untuk dibawa pulang demi keluarga .....
Aku mengantar kedua orang tuaku jika mereka membutuhkan aku, bahkan, aku mampu tidak tidur sebagai supir, ketika kami sekeluarga travelling ke Jawa Tengah dan menghabiskan waktu 24 jam karena macet Lebaran!
Keterpurukanku, berhasil kusembunyikan, bahkan sampai sekarang.
Karena, sebenarnya aku adalah seorang perempuan yang lemah. Aku hanya perempuan biasa, yang sangat membutuhkan pegangan. Seorang perempuan lemah, yang membutuhkan dada bidang untuk tempat kepalaku berlabuh .....
Mereka tidak tahu! Merwka hanya ahu, bahwa aku seperti seekor singa betina, yang pongah menantang binatang2 lainnya untuk menjaga keluargaku. Tidak ada yang bisa melangkahi aku. Tidak ada yang bisa menaklkukkan aku!
Aku bekerja tidak kenal waktu, Tanda2 tubuhku semakin lemah, aku tidak hiraukan. Kepalaku yang sering sakit karena tekanan darahku semakin tinggi pun, aku abaikan! Bahkan, hari2ku tekanan darahku tidak kurang dari 200/100!
Semakin aku tidak peduli dengan kesehatanku, tentut saja tubuhku semakin lemah, walau aku tidak sadar. Obatku benar2 hanya sekedar mainan saja, karena sering aku abaikan dan tentu saja tekanan darah semakin tinggi!
Bahkan, aku ingat ketika atasanku memintaku untuk pulang dan beristirahat, ketika aku ngotot untuk meeting sampai malam .....
Orang tuaku, terutama bapakku, serng memintaku untuk segera pulang ketika aku melaporkan keadan kepalaku yang terus berdenyut. Dan, warning2 itu, tetap terus abaikan. Itulah hidupku, seperti tidak punya masa depan yang terarah.
Dan, aku belum bisa merencanakan, bagaimana hidupku dan anak2ku selanjutnya .....