By Christie Damayanti
                                                                Â
Geyser Roorotua, semburan ir panas, yang memancar keras ke atas sampai belasan meter di udara. Geyser alam, asli di dunia Maori .....
Tidak jauh dari Danau Rotorua, da titik wisata unik yaitu geyser.
Geyser pertama kali terlihat meletus pada akhir 1900 di New Zealand. Letusannya diamati mencapai ketinggian hingga 460 meter, dan menarik minat dunia. Wisatawan sehari dari Rotorua sangat ingin melihat geyser meletus secara teratur.
Cara kerjanya tampaknya diciptakan oleh letusan Gunung Tarawera besar tahun 1886. Air yang dikeluarkan oleh geyser berwarna hitam dengan bebatuan dan lumpur dari daerah sekitarnya, sehingga masyarakat adat Mori menamakan geyser tersebut Waimangu, yang berarti 'Air Hitam'.
Geyser punah pada tahun 1908. Setelah itu, aktivitas hidrotermal di Kawah Gema di dekatnya meningkat, menyebabkan letusan di kawah tersebut pada tahun 1915, 1917, dan 1924. Wikipedia.
Aktivitas termal merupakan inti dari sebagian besar daya tarik wisata Rotorua. Geyser dan kolam lumpur yang menggelegak, mata air panas, dan Te Wairoa ("The Buried Village") - dinamai demikian setelah terkubur oleh letusan Gunung Tarawera tahun 1886.
Di Taman Kuirau, di ujung barat Rotorua, kolam lumpur panas yang menggelegak memenuhi taman. Kita wisatawan, bisa merendam kaki di kolam air panas.
Karena New Zealand memang mempunyai gunung api cukup banhyak, dan sebagian masih aktif, tentu saja membuat Negara ini, khususnya Rotorua mempunyai banyak geyser2 yang bertebaran. Tetapi, mereka tidak membangun rumah2 untuk tempat mandi air panas, seperti di Indonesia.
Mereka lebih memilih geyser2 yang ada disana, tetap dipertahankan sebagai geyser alami.
Sebuah julukan umum untuk Rotorua adalah "Kota Belerang" karena emisi hidrogen sulfida, yang membuat kota ini berbau mirip dengan "telur busuk", serta "Rotten-rua" yang menggabungkan nama aslinya dan bau busuk yang lazim .
Bau yang sangat menyengat di bagian tengah-timur 'Te Ngae' disebabkan oleh endapan belerang yang padat yang terletak di sebelah selatan perbatasan Government Gardens, di daerah yang dikenal sebagai 'Titik Belerang'.
Tidak pernah ada waktu yang lebih baik untuk mengalami keajaiban geyser. Di Rotorua, mempunyai beeberapabgeyser dan yang terbesar adalah Te Puia, adalah rumah bagi geyser aktif terbesar di Belahan Bumi Selatan.
Mungkin, kita bisa melihat beberapa mata air panas di Indonesia, yang paling terkenal di Ciater, tetapi jika di Ciater, kita tidak menemui titik mata air panas nya, karena sudah dirancang sebagai tempat pemandian umum.
Jika di Rotorua, sangat berbeda.
Dari beberapa geyser atau mata air panas yang kami datangi, semuanya benar2 masih barada di alam bebas. Tanpa ada desain2 khas manusia, tetapi sungguh membuat hatiku bergetar.
Saat itu adalah musim semi New Zealand, sehingga kami tidak merasa kepanasan, walau ketika kami agak lama disana, satu persatu dari kami, membuka jaket atau sweater kami, hahaha .....
Dunia geyser di Rotorua, kita bisa masuk dengan gratis, asal sesuai dengan jam2 berkunjung. Suasana saat itu sangat sepi karena kami atang cukup pagi. Lembah geothermal dengan budaya Maori.
Tadinya, kami ingin menunggu waktu dimalam hari untuk melihat sembutan2 air panas di beberapa geyser yang kami datangi, tetapi besok pagi, kami harus tiba di bandara untuk masing2 pulang.
Tim delegasi Indonesia, akan kembali ke Jakarta, sedangkan keluargaku terpecah menjadi 2 tujuan.
Aku dengan kedua orang tuaku, akan terbang menuju Amerika Serikat, karena bapak juga mengajakku untuk mengikuti seminar yang berbeda di New York.
Sedangkan, adikku yang baru lulus dari Unpar Bandung, dia harus mempersipakan untuk acara wisudanya, yang akan dihadiri kedua orang tuaku setelah selesai seminar.
Sedangkan aku sendiri, setelah ikut seminar di New York, aku harus kembali kuliah di Perth, Australia Barat, sebelum aku dinyatakan lulus di bulan Desember 1993 itu.
Yang ditawarkan adalah konsep "Geyser By Night" - Jalur Cahaya Te Puia, yang akan memberikan pengalaman multi-indra dalam perjalanan interaktif yang dipandu oleh cahaya2 dekoratif yang dipasang di eberapa titik untuk mengikuti semburan geyser2 itu.
Sayang, kami harus pulang ke hotel kami di Auckland, untuk beristirahat .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H