Sebuah julukan umum untuk Rotorua adalah "Kota Belerang" karena emisi hidrogen sulfida, yang membuat kota ini berbau mirip dengan "telur busuk", serta "Rotten-rua" yang menggabungkan nama aslinya dan bau busuk yang lazim .
Bau yang sangat menyengat di bagian tengah-timur 'Te Ngae' disebabkan oleh endapan belerang yang padat yang terletak di sebelah selatan perbatasan Government Gardens, di daerah yang dikenal sebagai 'Titik Belerang'.
Tidak pernah ada waktu yang lebih baik untuk mengalami keajaiban geyser. Di Rotorua, mempunyai beeberapabgeyser dan yang terbesar adalah Te Puia, adalah rumah bagi geyser aktif terbesar di Belahan Bumi Selatan.
Mungkin, kita bisa melihat beberapa mata air panas di Indonesia, yang paling terkenal di Ciater, tetapi jika di Ciater, kita tidak menemui titik mata air panas nya, karena sudah dirancang sebagai tempat pemandian umum.
Jika di Rotorua, sangat berbeda.
Dari beberapa geyser atau mata air panas yang kami datangi, semuanya benar2 masih barada di alam bebas. Tanpa ada desain2 khas manusia, tetapi sungguh membuat hatiku bergetar.
Saat itu adalah musim semi New Zealand, sehingga kami tidak merasa kepanasan, walau ketika kami agak lama disana, satu persatu dari kami, membuka jaket atau sweater kami, hahaha .....
Dunia geyser di Rotorua, kita bisa masuk dengan gratis, asal sesuai dengan jam2 berkunjung. Suasana saat itu sangat sepi karena kami atang cukup pagi. Lembah geothermal dengan budaya Maori.