By Christie Damayanti
Di depan kami, adalah Museum Sejarah Auskland, tempat kita bisa tahu dan belajar tenang Aucland.
Karena, jujur saja. Ada banyakkan dari kita tahu tentang kota Auckland? Apa yang kita tahu tentang ibukora New Zealand ini?
Jangankah Aucland, seberapa banyakkah dari kita yang tahu, dimana letak Negara New Zealand? Apalagi, bagaimana Auckland terbangun? Dan bagaimana mempertahankannya, di saat awalnya?
Percaya, deh!
Tidak banyak dari kita yang tahu apa yang aku tanyakan di atas ini ....
Ketika aku travelling ke banyak Negara di dunia, salah satu tujuanku adalah untuk urvey dan mengamatan, salah satunya lewat bnyak museum yang banyak terdapat di negara2 yan aku datangi.
Museum Auckland adalah salah satu museum dan peringatan perang terpenting di Selandia Baru. Koleksinya berkonsentrasi pada sejarah Selandia Baru (dan terutama sejarah Wilayah Auckland), sejarah alam, dan sejarah militer.
Bangunan museum saat ini, yang dianggap sebagai salah satu yang paling ikonik di Auckland, dibangun pada tahun 1920-an dengan gaya neo-klasik, dan berdiri di atas alas berumput (sisa-sisa gunung berapi yang tidak aktif) di Auckland Domain, sebuah publik besar parkir dekat dengan Auckland CBD. Wikipedia.
Koleksi dan pameran Museum Auckland dimulai pada tahun 1852. Pada tahun 1867, penduduk Auckland membentuk masyarakat terpelajar, kemudian Institut Auckland.
Museum Peringatan Perang Auckland adalah nama gedung baru yang dibuka pada tahun 1929, tetapi sejak 1996 juga lebih umum digunakan untuk institusi tersebut. Dari 1991 hingga 2003 nama museum dalam bahasa Mori adalah Te Papa Whakahiku.
Koleksi Warisan Dokumenter yang penting secara nasional dan internasional dari Museum terdiri dari manuskrip, ephemera, peta, bagan dan rencana, surat kabar dan terbitan berkala, buku dan pamflet langka dan kontemporer, foto, dan karya seni dalam bentuk lukisan, pelat buku, serta sketsa dan gambar.
Di antara area fokus yang signifikan adalah budaya Mori dan Pasifik, sejarah manusia dan alam di wilayah Greater Auckland, keterlibatan orang Selandia Baru dalam konflik global, serta eksplorasi dan penemuan.
Museum ini menyimpan satu-satunya salinan yang masih ada dari A Korao no New Zealand, buku pertama yang ditulis dalam bahasa Mori, diterbitkan di Sydney pada tahun 1815 oleh misionaris Thomas Kendall.
 Sayang sekali, kami tidak bisa berlama2 di museum ini, karena waktu sudah menjadi gelak, serta kai diundang dalam gala dinner terakir, sebelum setelah makan malam, Seminar dan Meeting APEC 1993 saat itu, ditutup.
Kami keluar dari museum, mencari taxi dan bergegas menuju Hotel Sheraton, tempat APEC 1993 diselenggarakan, dan juga tempat kami menginap selama di Auckland .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H